Sejarah & Momen
penting
Masjid Al Idrisiyyah di Fungsikan sholat jum'at pada tgl 10 Mei 2019 bertepatan Minggu pertama puasa' tgl 5 Romadlon 1440 dgn Imam Khotib Ustazd Manut Adi M dan Muadzin / bilal oleh sdr, Salmin A.M. Di luar dugaan Alkhamdulillah jamaa'ah Jum'at pertama jama'ah ternyata lebih dari 70 orang jama'ah dewasa.
Masjid Al Idrisiyyah Sholat Jum'at Minggu ke 2. tgl 17 mei 2019 bertepatan minggu ke 2 puasa romadlon
imam khotib ustadz Syarifudin SAG dan Muadzin Sdr. Salmin AM. Bilal Muroqi Bp NARDI
Masjid Al Idrisiyyah Sholat Jum'at Minggu Ke 3 selaku Imam Khotib bp. Ustadz Manut ADI. M dan Muadzin / Bilal oleh Sdr Salmin A.M. Dan kebetulan dihadiri juga Bp. H. Iskhaq Waqif Masjid Al Idrisiyyah.
Masjid Al Idrisiyyah di Fungsikan sholat jum'at pada tgl 10 Mei 2019 bertepatan Minggu pertama puasa' tgl 5 Romadlon 1440 dgn Imam Khotib Ustazd Manut Adi M dan Muadzin / bilal oleh sdr, Salmin A.M. Di luar dugaan Alkhamdulillah jamaa'ah Jum'at pertama jama'ah ternyata lebih dari 70 orang jama'ah dewasa.
Masjid Al Idrisiyyah Sholat Jum'at Minggu ke 2. tgl 17 mei 2019 bertepatan minggu ke 2 puasa romadlon
imam khotib ustadz Syarifudin SAG dan Muadzin Sdr. Salmin AM. Bilal Muroqi Bp NARDI
Masjid Al Idrisiyyah Sholat Jum'at Minggu Ke 3 selaku Imam Khotib bp. Ustadz Manut ADI. M dan Muadzin / Bilal oleh Sdr Salmin A.M. Dan kebetulan dihadiri juga Bp. H. Iskhaq Waqif Masjid Al Idrisiyyah.
Lafadz Bacaan Bilal Sholat Jum’at Lengkap Dengan Tata Caranya
Setiap umat islam wajib hukumnya menunaikan
sholat jum’at bagi kaum laki-laki, dan sunnah bagi kaum perempuan. Seseorang
yang melakukan sholat jum’at sudah gak perlu lagi sholat dzuhur. Karena sholat
jum’at dilakukan pada waktu sholat dzuhur.
Bilal jum’at sering dikumandangkan setiap satu
minggu sekali, yaitu pada hari jum’at. Meskipun sering mendengar, ada pula yang
belum hafal lafadz bilal jum’at. Oleh karena itu, kami membagikan lafadz-lafadz
dalam bilal jum’at.
Membaca doa pengantar sebelum melakukan adzan
pertama
Setelah membaca doa pengantar, petugas bilal mengumandangkan adzan pertama. Adzan pertama disuarakan panjang
اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ, اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ
أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ, أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ
أَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ, أَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ
حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ, حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ
حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ, حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ
اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ
لآ اِلهَ اِلاَّ اللهُ
Setelah adzan pertama selesai, para jamaah melakukan sholat sunnah qobliyah jum’at. Dan ketika jamaah udah selesai sholat qobliyah jum’at, petugas kembali berdiri untuk mengatur acara sholat jum’at
Sebenarnya, bilal sholat jum’at bertujuan untuk memberikan peringatan kepada para jama’ah jum’at untuk tetap tenang dan memperhatikan nasehat khotib selama khutbah berlangsung karena nilai dan pahala sholat jum’at akan sia-sia jika seseorang berbicara selama khutbah berlangsung.
Selain bacaan bilal bernilai peringatan dan seruan, juga bertujuan untuk mendoakan kaum muslimin dan mukminin semuanya, baik yang sudah mendahului maupun yang masih hidup.
Nah, adapun bacaan bilal sholat jum’at dibagi menjadi 4 bagian, yaitu :
Pertama, adalah peringatan kepada jama’ah jum’at untuk tenang.
Artinya :
"Wahai golongan kaum muslim dan kaum mukmin, semoga Allah senantiasa memberikan rohmat-Nya kepada kamu sekalian. Diriwayatkan dari sahabat Abu Huraiarah ra., bahwasanya beliau berkata, Rosulullah SAW bersabda : ketika kamu berkata “ansit” kepada temanmu pada hari jum’at (sholat jum’at), sedangkan khotib sedang berkhutbah, maka kamu telah melakukan hal yang sia-sia. Barang siapa yang melakukan hal sia-sia, maka tidak ada jum’at baginya, maka perhatikan, dengarkan, dan ta’atilah, semoga Allah memberikan rohmat kepada kamu sekalian.”
Catatan :
Kata “ansit” di sini adalah kata seruan untuk memperingati seseorang, misalnya “stttt !!!” juga merupakan kata “ansit” yang memberikan artian ajakan untuk diam, “hei” juga merupakan kata “ansit” yang memberikan artinya ajakan untuk tidak ramai, dan lain sebagainya.
Kedua, adalah pengumandangan adzan kedua,
yang bertujuan untuk memberikan pengertian bahwa khutbah segera dimulai. Adapun bacaan adzan sholat jum’at adalah sama saja seperti adzan-adzan pada sholat yang lain.
Ketiga, adalah doa untuk kaum muslimin dan mukminin.
Artinya :
"Ya Allah, kuatkanlah keislaman dan keimanan kaum muslimin (pria) dan muslimat (wanita), kaum mukminin (pria) dan mukminat (wanita), yang masih hidup dari mereka semua dan juga yang sudah meninggal, mudahkanlah mereka untuk mengokohkan agama, akhirilah (hidup) kami dari-Mu dengan kebaikan, wahai Tuhan sebaik-baik penolong, dengan rohmat-Mu wahai Tuhan yang Maha penyayang dari semua penyayang”
Keempat, doa sholawat diantara 2 khutbah jum'at
Artinya :
"Ya Allah, berikanlah rohmat dan kesejahteraan dengan keagungan dan kesempurnaan-Mu kepada hamba-Mu yang paling mulia dan baginda kami, Muhammad, serta semua sahabat Rosulullah"
Setiap umat islam wajib hukumnya menunaikan sholat jum’at bagi kaum laki-laki, dan sunnah bagi kaum perempuan. Seseorang yang melakukan sholat jum’at sudah gak perlu lagi sholat dzuhur. Karena sholat jum’at dilakukan pada waktu sholat dzuhur.
Bilal jum’at sering dikumandangkan setiap satu minggu sekali, yaitu pada hari jum’at. Meskipun sering mendengar, ada pula yang belum hafal lafadz bilal jum’at. Oleh karena itu, kami membagikan lafadz-lafadz dalam bilal jum’at.
Pengantar Khutbah Jum'at Versi 1
Yaa ma’asyirol muslimiina wazumrotal mu miniina rokhimakumulloh,
Ruwiya ‘an abiy huroyrarota rodhiyallohu‘anhu, anhu qool:
Qoola Rosuulullohi shollallohu‘alayhi wasallam: "idzaa qulta lishokhibika yaumal jum’ati anshit, wal imaamu yakh-thubu faqod laghout".
Anshituu wasma’uu wa athii’uu rahimakumulloh,
Anshituu wasma’uu wa uthii’uu rahimakumulloh,
Anshituu wasma’uu wa athii’uu la’allakum turkhamuun.
Pengantar Khutbah Jum'at Versi 2
Ma’asyirol muslimiina wazumrotal mu'miniina rakhimakumulloh, Inna yaumal jum’ati sayyidul ayyam, wakhijjul fuqorooi, wa 'iidul masaakiin. Alkhutbataani fiihaa maqoomu rok'ataini minal fardh. Faidza sho'idal khotiibu 'alal mimbar, falaa yatakallamanni akhadukum, wamay yatakallam faqad laghoo, wamal laghoo falaa jum’ata-lah,
Anshituu wasma’uu wa athii’uu rakhimakumullah,
Anshituu wasma’uu wa athii’uu rakhimakumullah,
Anshituu wasma’uu jamii’an rakhimakumullah la’allakum tuflikhuun.
Disaat khatib akan menaiki mimbar, petugas bilal ini mengiringi dengan membaca sholawat nabi
Dan setelah membaca sholawa nabi, dilanjut membaca doa, para jamaah mengangkat kedua tangan dalam posisi doa
Kemudian khotib memberi salam kepada jamaah sholat jum’at dan khotib kemudian duduk. Selanjutnya, setelah khotib memberi salam, petugas bilal mengumandangkan adzan kedua, adzan kedua ini nadanya gak sepanjang adzan pertama.
اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ, اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ
أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ, أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ
أَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ, أَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ
حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ, حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ
حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ, حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ
اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ
لآ اِلهَ اِلاَّ اللهُ
Setelah adzan, khotib berdiri untuk berkhutbah. Saat khotib berkhutbah, para jamaah harus tenang dan diam mendengarkan khotib. Dan pada waktu khotib duduk antara dua khutbah, petugas bilal membaca sholawat, sholawat yang umum digunakan adalah seperti ini
Pada waktu khotib duduk diantara dua khutbah adalahwaktu yang mustajab, karena itu, para jamaah dianjurkan untuk berdoa. Kemudian khotib berdiri lagi untuk khutbah kedua. Setelah khotib selesai berkhutbah, petugas bilal berdiri lagi untuk iqomah
اَللهُ اَكْبَر، اَللهُ اَكْبَر
أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّاللهُ
اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ
حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ
حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ
قَدْ قَامَتِ الصَّلاَةُ ، قَدْ قَامَتِ الصَّلاَةُ
اَللهُ اَكْبَر، اَللهُ اَكْبَر
لاَ إِلَهَ إِلاَّالله
Kemudian, para jamaah berdiri dan melakukan sholat fardhu jum’at.
Ada perbedaan mendasar dikalangan sholat jum’at, yaitu terkait dengan adzan. Ada yang menggunakan adzan dua kali ada pula yang menggunakan adzan satu kali. Untuk adzan dua kali yaitu dilakukan pada masa kholifa Usman bin Affan. Baik yang menggunakan adzan satu kali maupun adzan dua kali, intinya punya dasar kuat masing-masing. Apapun itu, kita gak boleh saling menyalahkan dan mengklaim yang paling benar.
Demikian, semoga bermanfaat.
????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????
Belajar Khutbah Jumat
"Puji Syukur,,,, kita ucapkan Alkhamdulillahirobbil'alamiin "Bersholawatlah kita,,,,
Ucapkan,,, Alloohumma sholli'ala sayyidina Mukhammad Wa'ala ali sayyidina Mukhammad
Di hari jum'at yang mulia ini..!, marilah kita selalu bersyukur atas nikmat yang tak terhitung dari Allah SUBKHANAHU WATA 'ALA...yang telah dilimpahkan kepada kita...
terutama,,,,, nikmat iman dan kesehatan.
Melalui mimbar ini pula,,, kami mengajak dan berwasiat khususnyaa.. kepada diri sayaa pribadi,,,, selaku khotib.,dan umumnyaa.. kepada kaum muslimin jamaah sholat Jum'at yang di rokhmati Alloh Subkhanahu Wata 'ala. Marilah kita meningkatkan iman dan ketakwaan kita kepada Allah subhânahû wa ta’âlâ. Dengan senantiasa menjaga... Dan melaksanakan semua perintah-perintahNya dan pada saat yang sama pula kita tinggalkan semua larangan-larangan Allah dan Rasul-Nya.
Hanya dengan cara inilah,,, Insyaallah,,, Kita akan memperoleh ketenteraman dan kebahagiaan hidup, baik di dunia maupun di akhirat.
Teriring sholawat serta Salam.!. semoga senantiasa tercurah kepada Beliau Junjungan Alam Nabiyyana Wakhabibana Mukhammad Shollallohu 'alaihi Wasallam. dan kepada keluarganya, kepada para sahabatnya serta para pengikutnya yang setia dalam menegakkan sunnahnya.
Hadirin jama’ah Jum'at rokhimakumullooh
Dalam rangka meningkatkan taqwa kita kepada Allah, kita harus melakukan ibadah dengan ikhlas, setulus hati. Tujuan kita diciptakan oleh Allah subhânau wa ta’âlâ tiada lain kecuali untuk beribadah atau mempersembahkan semua gerak tubuh kita sepanjang hidup hanya karena Allah subhânau wa ta’âlâ. Allah berfirman:
Bukan berarti selama 24 jam kita hanya boleh menghabiskan waktu untuk shalat dan membaca Al-Quran saja. Namun... sekolah, menuntut ilmu, bekerja mencari nafkah, membantu orang tua, berbaik budi kepada teman, makan, minum dan sejenisnya bisa juga bernilai ibadah tergantung niat kita. Semua itu merupakan bagian dari ibadah.
Orang yang ikhlas, di ibaratkan dalam hadits qudsiy seperti tangan kanan memberikan sesuatu, namun tangan kirinya tidak sampai tahu. Maksudnya, amal-amal baik seharusnya kita sembunyikan serapat mungkin hingga kepada orang terdekat pun.
Uwais al-Qarni, salah satu orang shalih yang hidup pada zaman Nabi walupun beliau tidak pernah bertemu secara fisik dengan Nabi mengatakan, “Orang yang mendoakan saudaranya atas tanpa sepengetahuan yang di do'akan,, itu lebih baik daripada mengunjungi rumahnya, silaturahim, dan bertemu secara langsung.
Bagaimana bisa demikian?
Iya, karena orang yang bertemu secara langsung, mengunjungi secara langsung, terdapat kemungkinan unsur riya’ (pamer) menyelinap pada hati orang yang mendoakan. Namun jika mendoakan tanpa sepengetahuan saudara yang kita doakan, itu ibadah yang benar-benar ikhlas. Ada orang di tengah keheningan malam, dalam kamar sendirian, menyebut nama-nama saudaranya kemudian mendoakan mereka. Inilah di antara contoh ikhlas yang betul-betul ikhlas.
Bahkan dalam hadits dikisahkan, orang yang mendoakan saudaranya seperti demikian, akan mendapatkan do'a balik yang sama sebagaimana yang ia panjatkan, ia pun dido'akan serupa dari malaikat.
Malaikat mendo'akan dengan kalimat ;
Hadirin jama’ah Jum'at rokhimakumullooh
Ada lagi sebuah kisah.. dalam kitab Ihya’ Ulumiddin. Imam al-Ghazali bercerita, terdapat satu kaum penyembah pohon. Ada salah seorang ahli ibadah yang mengetahui fenomena ini hendak menghancurkan tempat peribadatan penyembahan pohon tersebut.
Pada hari pertama saat hamba tersebut datang, iblis menghadang. “Sudahlah, kamu jangan potong ini pohon. Andai saja kamu potong, penyembah-penyembahnya akan bisa mencari tuhan sejenis. Percuma kamu potong. Sudahlah, kamu beribadah sendiri saja sana!” goda iblis pada ahli ibadah.
Mendapat penghadangan demikian, ahli ibadah ini marah. Ia kemudian menghantam tubuh iblis yang datang menjelma sebagai sosok orang tua. Iblis pingsan seketika. Iblis tak patah arang. Iblis mencoba melanjutkan godaannya bisikannya yang kedua.
“Begini saja, Kamu ini hamba yang melarat. Kamu beribadah saja sana kepada Allah, setiap malam kamu akan aku kasih uang dua dinar. Kamu ini bukan rasul. Kamu bukan utusan Tuhan. Biarkan rasul saja yang bertugas memotong pohon ini!” rayu Iblis.
Ahli ibadah terbujuk rayu. Ia terbuai dengan bujuk rayu setan. Ia membayangkan, bagaimana ini solusi yang indah. Pohon tak akan ada yang motong. Ia tetap bisa beribadah kepada Allah, Sedangkan kemelaratannya akan segera berakhir. Ia tinggalkan lokasi. Ia beribadah di malam harinya. Pagi harinya, ia temukan dua dinar secara tiba-tiba.
Hadirin jama’ah Jum'at rokhimakumullooh
Pada hari ketiga, iblis ternyata tidak menunaikan janjinya. Sekarang, iblis tidak lagi mengirim uang dua dinar. Atas tipuan ini, karena merasa kesal atas perilaku iblis yang berbohong, hamba yang ahli ibadah menjadi naik pitam. Darahnya mendidih. Ia kembali tergerak untuk meruntuhkan pohon yang disembah masyarakat sekitar yang baru saja ia urungkan kemarin hari.
Saat akan memotong, ia kembali dihalangi iblis. Kemarin lusa, pada hari pertama, saat terjadi duel, ia yang menang. Iblisnya jatuh pingsan. Kali ini, ia justru yang pingsan, iblis yang menang. Sebab apa? Ia keheranan. Setelah siuman dari pingsan, hamba ini bertanya kepada iblis. “Bagaimana saya yang kemarin menang, pada hari ini berubah menjadi kalah?” tanyanya.
Iblis menjelaskan, “Iya, kalau kemarin kamu marah sebab niat hatimu murni, ikhlas karena Allah. Namun pada hari ini kamu marah bukan karena Allah. Hari ini kamu marah sebab tadi malam tidak aku kasih dua dinar. Marahmu bukan karena Allah. Oleh karena itu, aku bisa mengalahkanmu.”
Hadirin jama’ah Jum'at rokhimakumullooh
Dalam sebuah hadits dikisahkan, ada orang yang dikasih kekayaan oleh Allah subhânahu wa ta’âlâ. Pada hari kiamat, ia ditanya oleh Allah, “Apa yang kamu lakukan atas semua kenikmatan yang telah aku berikan?”
“Ya Tuhan, aku telah menyedekahkan harta-hartaku sepanjang siang-malam.” Jawab hamba ini.
Kemudian Allah menjawab balik “kamu berbohong.”
Tidak hanya Allah saja yang menjawab, malaikatpun mengatakan demikian. “Kamu berbohong. Kamu melakukan hal demikian hanya supaya akan kebanjiran komentar masyarakat ‘oh, si Fulan ini orang yang tajir, murah hati, suka menolong’.”
Akhirnya, amal Fulan tersebut menjadi hangus, tidak berbuah sama sekali.
Hadirin jama’ah Jum'at rokhimakumullooh
Kata ikhlas dalam Al-Qur’an di antaranya disebut untuk menggambarkan susu yang murni. Susu keluar dari perut hewan yang mana dalam perut hewan terdapat darah dan kotoran, namun susu sama sekali tidak tercampur kedua kotor tersebut. Susu keluar murni sebagai susu.
Firman Alloh dalam Alqur'an Surat Al-An'am ayat 66 ;
Kita di dunia ini, atas kekotoran-kekotoran yang ada,, kita perlu memurnikan segala perilaku kita,, kita persembahkan kepada Allah SUBKHANAHU WATA 'ALA.
Ahli hikmah mengatakan:
Hadirin jama’ah Jum'at rokhimakumullooh
Dengan demikian, perlu kita ketahui, arti, makna dan pengertian ikhlas yang sesungguhnya :
Oleh karena itu, ikhlas menduduki posisi kunci dalam semua kegiatan kita.
"Marilah kita selalu BERUSAHA dan BERDO'A kepada Allah SUBHANAHU WATA'ALA, semoga kita dipermudah oleh Allah SUBKHANAHU WATA'ALA di dalam berusaha dan beribadah dengan...
balutan ikhlas LILLAAHI TA'ALA
Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam. Teriring shalawat dan salam semoga terlimpahkan selalu kepada junjungan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, dan kepada keluarganya, kepada para sahabatnya serta para pengikutnya yang setia dalam menegakkan sunnahnya.
Semoga kita senantiasa dapat meningkatkan takwa kepada Allah, dalam arti kita berusaha mengerjakan segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya.
Sehingga semakin bertambah umur, kita akan semakin bertambah amal kebaikannya. Semakin tambah usia semakin berprestasi, semakin baik, semakin takwa. Sebagaimana sabda beliau :
Artinya : “Sebaik-baik manusia adalah orang yang semakin panjang umurnya, semakin baik perbuatannya”. (HR At-Tirmidzi).
Begitulah, sehingga hidup senantiasa di dalam kebaikan, gemar beramal shalih, berlomba dalam kebajikan, memberikan yang terbaik itulah yang seharusnya kita camkan di dalam dada iman kita masing-masing. Sebagaimana dengan kasih sayang-Nya, Allah meminta kita untuk giat berlomba dalam kebaikan, melalui untaian ayat-ayat suci-Nya :
Artinya : “Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kalian (dalam berbuat) kebaikan. Di mana saja kalian berada pasti Allah akan mengumpulkan kalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS Al-Baqarah [2]: 148).
Hadirin yang di muliakan Allah subkhanahu wa Ta’ala.
Dalam semua amal kebaikan itu, agar diterima Allah, maka harus disertai dengan keikhlasan. Agama ini dibangun di atas dasar realisasi ibadah yang merupakan tujuan manusia diciptakan. Sementara hakikat ibadah itu sendiri tidak akan ada kecuali disertai dengan keikhlasan.
Keikhlasan dalam ibadah itu, bagaikan ruh dalam badan. Badan tanpa ruh, berarti bangkai yang tidak bernilai. Demikian pula amalan, jika dilakukan tanpa keikhlasan maka tidak ada nilainya.
Allah menyebutkan di dalam ayat:
Artinya: “Padahal mereka tidak disuruh, kecuali supaya beribadah kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS. Al-Bayyinah [98]: 5).
Ikhlas, bermakna berbiabadah, beramal hanya karena ingin mengharap ridha Allah. Seperti firman-Nya:
Artinya: “Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.” (QS An-Nisa’ [4]: 114).
Dalam aqidah ikhlas bermakna bersih dari syirik. Sebagaimana firman-Nya:
Artinya: “Katakanlah, “Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kalian, yang diwahyukan kepadaku, “Bahwa sesungguhnya Tuhan kalian itu adalah Rabb Yang Esa”. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shaleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya.” (QS Al-Kahfi [18]: 110).
Dalam hadits dari Umar bin Khathab Radhiyallahu ‘Anhu yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
Artinya: “Sesungguhnya setiap amalan tergantung dari niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang hanya akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Barangsiapa hijrahnya untuk mendapatkan dunia atau untuk wanita yang ingin ia nikahi, maka hijrahnya kepada apa yang ia berhijrah kepadanya.” (HR Bukhari dan Muslim).
Al-Khatthabi berkata, “Makna hadits ini, keabsahan amalan dan keberadaan konsekuensinya ditentukan oleh niatnya. Jadi, sesungguhnya niatlah yang mengarahkan amalan.”
Al-Hafizh Ibnu Rajab rahimahullah berkata, “Makna al-a’malu bin niyat adalah amalan itu menjadi baik atau rusak, diterima atau ditolak, diberi pahala atau tidak, tergantung niatnya. Jadi, hadits ini menjelaskan tentang hukum syar’i yaitu baik buruknya suatu amalan tergantung baik dan buruknya niat.”
Jadi, kalau ada niat buruk, niat jahat, niat maksiat, maka segala cara, upaya dan tipu daya ia kerjakan bahkan rencanakan. Apalagi ada kesempatan. Maka semakin sempurnalah kejahatannya. Maka, selalulah berniat dan beritikad baik. Sehingga jika ada sesuatu yang tidak bersdesuaian denbgan hatinya, banyak rintangan dan cemoohan menghadang, ada kesempatan berbuat maksiat. Ia tetap istiqamah dalam kebaikannya, karena adanya jiwa yang ikhlas.
Ini dikarenakan, keikhlasan mempunyai kedudukan yang sangat tinggi dalam agama. Ikhlas dalam arti juga bersih dari dendam, dengki, dan khianat.
Dalam hal ini, Abu Idris berkata, “Seseorang tidak akan bisa mencapai hakikat ikhlas, sampai ia tidak suka dipuji oleh seorang pun atas amalan yang dikerjakannya untuk Allah ‘Azza wa Jalla”.
Al-Fudhail menyebutkan, “Meninggalkan amalan karena manusia adalah riya’, dan mengerjakan suatu amalan karena manusia adalalah syirik. Ikhlas adalah jika Allah ‘Azza wa Jalla menyelamatkanmu dari keduanya.”
Ya’qub juga mengatakan, “Orang yang ikhlas adalah orang yang dapat merahasiakan kebaikannya, sebagaimana ia merahasiakan keburukannya.”
Fudhail bin Iyadh mengatakan, “Meninggalkan amal karena manusia adalah riya’ dan beramal karena manusia adalah syirik. Dan ikhlas adalah apabila Allah menyelamatkan Anda dari keduanya.”
Imam Al Ghazali menyimpulkan, “Semua orang pasti akan binasa kecuali orang yang berilmu. Orang yang berilmu pun akan binasa kecuali orang yang beramal. Orang yang beramal juga akan binasa kecuali orang yang ikhlas.”
Seorang ‘alim juga mengatakan, “Ilmu itu laksana benih, sedangkan amal laksana tanaman, dan air adalah ikhlas.”
Hadirin yang di muliakan Allah subkhanahu wa Ta’ala.
Sekarang, bagaimana caranya agar kita tetap istiqamah dalam keikhlasan?
Di antara caranya adalah seperti banyak disampaikan para Ulama Salafus Sholih, yaitu menerima ketentuan Allah dengan ridha dan baik sangka, memberi tanpa mengharap kembali, memaafkan suatu kezaliman saat mampu memberikan balasan, menyambung silaturahim kepada orang yang membencinya dan beramal sama baiknya, baik ketika bersama-sama maupun saat sendirian.
Juga mengakui segala kekurangan diri, siap menerima masukan dan koreksi demi kebaikan, tidak merasa paling berjasa, mendoakan kebaikan orang lain sekalipun orang itu berbuat buruk kepada kita, dan sebagainya.
Tentang latihan ikhlas, dengan gemar memberi, bershadaqah tanpa berharap kembali, ini dikisahkan, bahwa ‘Ali bin Al-Hushain pernah membawa sekantong roti di atas pundaknya pada malam hari. Lalu ia bershadaqah dengannya. Namun tanpa disadarinya, ada sahabatnya yang tahu dan menanyakannya. Kemudian ia berkata, “Sesungguhnya shadaqah secara rahasia akan memadamkan kemurkaan Allah Subhanahu wa Ta’ala”.
Itulah kesuksesan ibadah, seperti dikatakan Muhammad bin Ali At-Tirmidzi, “Kesuksesan di akhirat itu bukan karena banyaknya amalan. Sesungguhnya kesuksesan di sana itu dengan mengikhlaskan amalan dan memperbaikinya.”
Hadirin yang di muliakan Allah subkhanahu wa Ta’ala.
Begitu pentingnya keikhlasan ini, ia disetarakan dengan doa dan shalat. Seperti disebutkan di dalam hadits:
Artinya : “Sesungguhnya Allah menolong umat ini adalah dengan sebab doa, shalat, dan keikhlasan orang-orang yang lemah dari umat ini.” (HR An-Nasa’i).
Dalam perjuangan umat Islam, yang merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, satu Jama’ah dan dengan satu Imaamnya, maka semuanya harus memiliki jiwa keikhlsan dalam kehidupan berjamaah. Ikhlas memimpin dan ikhlas dipimpin, ikhlas menasihati dan ikhlas pula dinasihati.
Ikhlas seperti ketika Panglima Khalid bin Walid diberhentikan dari jabatannya dengan hormat oleh Khalifah Umar bin Khattab, karena khawatir kultus individu dari umat. Maka, Khalid tetap berjuang di jalan Allah. Ketika ditanya, mengapa tetap berjuang dengan sungguh-sungguh, padahal sudah tidak menjabat sebagai panglima perang lagi. Ia menjawab dengan ikhlas, “Saya berjuang bukan karena Umar, tapi karena Tuhannya Umar”.
Itulah makna ikhlas. Seperti juga disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menyebutkan di dalam sabdanya:
Artinya: “Hati seorang mukmin tidak akan dimasuki dendam dengan sebab tiga perkara (yaitu) ikhlas dalam amal untuk Allah; memberi nasehat kepada para pemimpin kaum muslimin; menetapi jamaah mereka, karena sesungguhnya doa mereka meliputinya.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Demikianlah, semoga Allah karuniakan kita jiwa-jiwa yang ikhlas, serta kekuatan Jama’ah karena keikhlasan imaam dan para makmumnya. Aamiin yaa robbal ‘aalamiin. (A/RS2/B05)
Khutbah Jumat : 1 Tema
Membaca doa pengantar sebelum melakukan adzan
pertama
سُبْحَانَ اللهِ وَاْلحَمْدُلِلهِ وَلاَاِلٰهَ اِلاَّاللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ. وَلاَحَوْلَ وَلاَقُوَّةَاِلاَّبِااللهِ اْلعَلِيِّ اْلعَظِيْمِ . اَعُوْذُبِاللهِ مِنَ الشَّيْطٰنِ الرَّجِيْمِ. وَمَنْ اَحْسَنُ قَوْ لاًمِّمَّنْ دَعَااِلَى اللهِ وَعَمِلَ صَالِحًاوَّقَالَ اِنَّنِيْ مِنَ اْلمُسْلِمِيْنَ . قُلِ ادْعُوااللهَ اَوِادْعُواالرَّحْمٰنَ اَيًّامًّاتَدْعُوْافَلَهُ اْلاَسْمَآءُاْلحُسْنٰى . وَلاَتَجْهَرْبِصَلاَتِكَ وَلاَتُخَافِتْ بِهَاوَابْتَغِ بَيْنَ ذٰلِكَ سَبِيْلاً . وَقُلِ الْحَمْدُلِلهِ الَّذِ يْ لَمْ يَتَّخِذْوَلَدًاوَّلَمْ يَكُنْ لّهٗ شَرِيْكٌ فِى الْمُلْكِ وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ وَلِيٌّ مِّنَ الذُّ لِّ وَكَبِّرْهُ تَكْبِيْرًا . اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلىٰ سَيِّدِنَامُحَمَّدٍوَعَلىٰ آلِ سَيِّدِنَامُحَمَّدٍ
Setelah membaca doa pengantar, petugas bilal mengumandangkan adzan pertama. Adzan pertama disuarakan panjang
اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ, اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ
أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ, أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ
أَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ, أَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ
حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ, حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ
حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ, حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ
اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ
لآ اِلهَ اِلاَّ اللهُ
Setelah adzan pertama selesai, para jamaah melakukan sholat sunnah qobliyah jum’at. Dan ketika jamaah udah selesai sholat qobliyah jum’at, petugas kembali berdiri untuk mengatur acara sholat jum’at
Sebenarnya, bilal sholat jum’at bertujuan untuk memberikan peringatan kepada para jama’ah jum’at untuk tetap tenang dan memperhatikan nasehat khotib selama khutbah berlangsung karena nilai dan pahala sholat jum’at akan sia-sia jika seseorang berbicara selama khutbah berlangsung.
Selain bacaan bilal bernilai peringatan dan seruan, juga bertujuan untuk mendoakan kaum muslimin dan mukminin semuanya, baik yang sudah mendahului maupun yang masih hidup.
Nah, adapun bacaan bilal sholat jum’at dibagi menjadi 4 bagian, yaitu :
Pertama, adalah peringatan kepada jama’ah jum’at untuk tenang.
مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ وَزُمْرَةَ الْمُؤْمِنِيْنَ رَحِمَكُمُ اللّٰهُ، رُوِيَ عَنْ اَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ، اَنَّهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اِذَا قُلْتَ لِصَاحِبِكَ يَوْمَ الْجُمْعَةِ اَنْصِتْ وَالْاِمَامُ يَخْطُبُ فَقَدْ لَغَوْتَ، وَمَنْ لَغَا فَلَا جُمْعَةَ لَهُ، اَنْصِتُوْا وَاسْمَعُوْا وَاَطِيْعُوْا رَحِمَكُمُ اللّٰهُ
Artinya :
"Wahai golongan kaum muslim dan kaum mukmin, semoga Allah senantiasa memberikan rohmat-Nya kepada kamu sekalian. Diriwayatkan dari sahabat Abu Huraiarah ra., bahwasanya beliau berkata, Rosulullah SAW bersabda : ketika kamu berkata “ansit” kepada temanmu pada hari jum’at (sholat jum’at), sedangkan khotib sedang berkhutbah, maka kamu telah melakukan hal yang sia-sia. Barang siapa yang melakukan hal sia-sia, maka tidak ada jum’at baginya, maka perhatikan, dengarkan, dan ta’atilah, semoga Allah memberikan rohmat kepada kamu sekalian.”
Catatan :
Kata “ansit” di sini adalah kata seruan untuk memperingati seseorang, misalnya “stttt !!!” juga merupakan kata “ansit” yang memberikan artian ajakan untuk diam, “hei” juga merupakan kata “ansit” yang memberikan artinya ajakan untuk tidak ramai, dan lain sebagainya.
Kedua, adalah pengumandangan adzan kedua,
yang bertujuan untuk memberikan pengertian bahwa khutbah segera dimulai. Adapun bacaan adzan sholat jum’at adalah sama saja seperti adzan-adzan pada sholat yang lain.
Ketiga, adalah doa untuk kaum muslimin dan mukminin.
اَللّٰهُمَّ قَوِّ اْلإِسْلاَمِ, مِنَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ, وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ, اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ, وَيَسِّرْهُمْ عَلَى مُعَانِدِ الدِّيْنِ, وَاخْتِمْ لَنَا مِنْكَ بِالْخَيْرِ, وَيَاخَيْرَ النَّاصِرِيْنَ بِرَحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Artinya :
"Ya Allah, kuatkanlah keislaman dan keimanan kaum muslimin (pria) dan muslimat (wanita), kaum mukminin (pria) dan mukminat (wanita), yang masih hidup dari mereka semua dan juga yang sudah meninggal, mudahkanlah mereka untuk mengokohkan agama, akhirilah (hidup) kami dari-Mu dengan kebaikan, wahai Tuhan sebaik-baik penolong, dengan rohmat-Mu wahai Tuhan yang Maha penyayang dari semua penyayang”
Keempat, doa sholawat diantara 2 khutbah jum'at
َاَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ بِجَلَالِكَ وَكَمَالِكَ عَلٰى اَشْرَفِ عِبَادِكَ سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مَحَمَّدٍ وَعَنْ كُلِّ صَحَابَةِ رَسُوْلِ اللّٰهِ اَجْمَعِيْنَ
Artinya :
"Ya Allah, berikanlah rohmat dan kesejahteraan dengan keagungan dan kesempurnaan-Mu kepada hamba-Mu yang paling mulia dan baginda kami, Muhammad, serta semua sahabat Rosulullah"
Setiap umat islam wajib hukumnya menunaikan sholat jum’at bagi kaum laki-laki, dan sunnah bagi kaum perempuan. Seseorang yang melakukan sholat jum’at sudah gak perlu lagi sholat dzuhur. Karena sholat jum’at dilakukan pada waktu sholat dzuhur.
Bilal jum’at sering dikumandangkan setiap satu minggu sekali, yaitu pada hari jum’at. Meskipun sering mendengar, ada pula yang belum hafal lafadz bilal jum’at. Oleh karena itu, kami membagikan lafadz-lafadz dalam bilal jum’at.
Pengantar Khutbah Jum'at Versi 1
يَا مَعَاشِرَ اْلـمُسْلِمِيْنَ وَزُمْرَةَ اْلـمُؤْمِنِيْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ.
رُوِيَ عَنْ أَبِى هُـرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، أَنَّهُ قَالَ :
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِذَا قُلْتَ لِصَاحِبِكَ يَوْمَ اْلجُمْعَةِ أَنْصِتْ، وَاْلإِمَامُ يَخْطُبُ فَقَدْ لَغَوْتَ.
أَنْصِتُوْا وَاسْمَعُوْا وَأَطِيْعُوْا رَحِمَكُمُ اللهُ...
أَنْصِتُوْا وَاسْمَعُوْا وَأَطِيْعُوْا رَحِمَكُمُ اللهُ...
أَنْصِتُوْا وَاسْمَعُوْا وَأَطِيْعُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ...
Yaa ma’asyirol muslimiina wazumrotal mu miniina rokhimakumulloh,
Ruwiya ‘an abiy huroyrarota rodhiyallohu‘anhu, anhu qool:
Qoola Rosuulullohi shollallohu‘alayhi wasallam: "idzaa qulta lishokhibika yaumal jum’ati anshit, wal imaamu yakh-thubu faqod laghout".
Anshituu wasma’uu wa athii’uu rahimakumulloh,
Anshituu wasma’uu wa uthii’uu rahimakumulloh,
Anshituu wasma’uu wa athii’uu la’allakum turkhamuun.
Pengantar Khutbah Jum'at Versi 2
مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ وَزُمْرَةَ الْمُوْمِنِيْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ.
اِنَّ يَوْمَ الْجُمْعَةِ سَيِّدُ اْلأَيَّامِ، وَحِجُّ الْفُقَرَاءِ، وَعِيْدُ الْمَسَاكِيْنَ. اَلْخُطْبَتَانِ فِيْهَا مَقَامُ رَكْعَتِيْنِ مِنَ الْفَرْضِ. فَاِذَا صَعِدَ الْخَطِيْبُ عَلَى الْمِنْبَرِ، فَلاَ يَتَكَلَّمَنِّ اَحَدُكُمْ، وَمَنْ يَتَكَلَّمُ فَقَدْ لَغَا، وَمَنْ لَغَا فَلاَ جُمْعَةَ لَهُ.
أَنْصِتُوْا وَاَسْمَعُوْا وَاَطِيْعُوْا رَحِمَكُمُ اللهُ...
أَنْصِتُوْا وَاَسْمَعُوْا وَاَطِيْعُوْا رَحِمَكُمُ اللهُ...
اَنْصِتُوْا وَاَسْمَعُوْا وَاَطِيْعُوْا جَمِيْعًا رَحِمَكُمُ اللهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ...
Ma’asyirol muslimiina wazumrotal mu'miniina rakhimakumulloh, Inna yaumal jum’ati sayyidul ayyam, wakhijjul fuqorooi, wa 'iidul masaakiin. Alkhutbataani fiihaa maqoomu rok'ataini minal fardh. Faidza sho'idal khotiibu 'alal mimbar, falaa yatakallamanni akhadukum, wamay yatakallam faqad laghoo, wamal laghoo falaa jum’ata-lah,
Anshituu wasma’uu wa athii’uu rakhimakumullah,
Anshituu wasma’uu wa athii’uu rakhimakumullah,
Anshituu wasma’uu jamii’an rakhimakumullah la’allakum tuflikhuun.
Disaat khatib akan menaiki mimbar, petugas bilal ini mengiringi dengan membaca sholawat nabi
اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ . اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ . اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ
Dan setelah membaca sholawa nabi, dilanjut membaca doa, para jamaah mengangkat kedua tangan dalam posisi doa
اَللّٰهُمَّ قَوِّ اْلإِسْلاَمَ, مِنَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ , وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ , اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ , وَانْصُرْهُمْ عَلَى اْلمُعَانِدِّيْنَ . يَارَبِّ اخْتِمْ لَنَا مِنْكَ بِالْخَيْرِ , وَيَاخَيْرَ النَّاصِرِيْنَ بِرَحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Kemudian khotib memberi salam kepada jamaah sholat jum’at dan khotib kemudian duduk. Selanjutnya, setelah khotib memberi salam, petugas bilal mengumandangkan adzan kedua, adzan kedua ini nadanya gak sepanjang adzan pertama.
اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ, اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ
أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ, أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ
أَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ, أَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ
حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ, حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ
حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ, حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ
اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ
لآ اِلهَ اِلاَّ اللهُ
Setelah adzan, khotib berdiri untuk berkhutbah. Saat khotib berkhutbah, para jamaah harus tenang dan diam mendengarkan khotib. Dan pada waktu khotib duduk antara dua khutbah, petugas bilal membaca sholawat, sholawat yang umum digunakan adalah seperti ini
اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ ، وَزِدْوَاَنْعِمْ وَتَفَضَلْ وَبَارِكْ ، بِجَلَالِكَ وَكَمَالِكَ عَلٰى زَيْنِ عِبَادِكْ ، وَاَشْرَفِ عِبَادِكَ ، سَيِّدِاْلعَرَبِ وَاْلعَجَمِ ، وَاِمَامِ طَيْبَةَوَاْلحَرَمِ ، سَيِّدِنَاوَمَوْلَانَا مَحَمَّدٍ وَّعَلىٰ آلِهٖ وَصَحْبِهٖ وَسَلِّمْ وَرَضِيَ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالىٰ عَنْ كُلِّ صَحَا بَةِ رَسُوْلِ اللهِ اَجْمَعِيْنَ
Pada waktu khotib duduk diantara dua khutbah adalahwaktu yang mustajab, karena itu, para jamaah dianjurkan untuk berdoa. Kemudian khotib berdiri lagi untuk khutbah kedua. Setelah khotib selesai berkhutbah, petugas bilal berdiri lagi untuk iqomah
اَللهُ اَكْبَر، اَللهُ اَكْبَر
أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّاللهُ
اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ
حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ
حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ
قَدْ قَامَتِ الصَّلاَةُ ، قَدْ قَامَتِ الصَّلاَةُ
اَللهُ اَكْبَر، اَللهُ اَكْبَر
لاَ إِلَهَ إِلاَّالله
Kemudian, para jamaah berdiri dan melakukan sholat fardhu jum’at.
Ada perbedaan mendasar dikalangan sholat jum’at, yaitu terkait dengan adzan. Ada yang menggunakan adzan dua kali ada pula yang menggunakan adzan satu kali. Untuk adzan dua kali yaitu dilakukan pada masa kholifa Usman bin Affan. Baik yang menggunakan adzan satu kali maupun adzan dua kali, intinya punya dasar kuat masing-masing. Apapun itu, kita gak boleh saling menyalahkan dan mengklaim yang paling benar.
Demikian, semoga bermanfaat.
????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????
Belajar Khutbah Jumat
"tema" : Pentingnya Beramal dengan Ikhlas
Khutbah I
اَلْحَمْدُ لله، اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ نَبِيَّهُ مُحَمَّدًا صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الَّذِيْ أَنْعَمَ عَلَيْنَا بِأَنْوَاعِ امْتِنَانِهِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا ﷺ الَّذِيْ جَعَلَهُ اللهُ خَيْرَ خَلْقِهِ. اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ﷺ اَشْرَفِ عِبَادِهِ. أَما بعد: فَيَا عِبَادَ اللهِ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Kaum Muslimin Jamaah shalat Jum'at rokhiimakumullooh"Puji Syukur,,,, kita ucapkan Alkhamdulillahirobbil'alamiin "Bersholawatlah kita,,,,
Ucapkan,,, Alloohumma sholli'ala sayyidina Mukhammad Wa'ala ali sayyidina Mukhammad
Di hari jum'at yang mulia ini..!, marilah kita selalu bersyukur atas nikmat yang tak terhitung dari Allah SUBKHANAHU WATA 'ALA...yang telah dilimpahkan kepada kita...
terutama,,,,, nikmat iman dan kesehatan.
Melalui mimbar ini pula,,, kami mengajak dan berwasiat khususnyaa.. kepada diri sayaa pribadi,,,, selaku khotib.,dan umumnyaa.. kepada kaum muslimin jamaah sholat Jum'at yang di rokhmati Alloh Subkhanahu Wata 'ala. Marilah kita meningkatkan iman dan ketakwaan kita kepada Allah subhânahû wa ta’âlâ. Dengan senantiasa menjaga... Dan melaksanakan semua perintah-perintahNya dan pada saat yang sama pula kita tinggalkan semua larangan-larangan Allah dan Rasul-Nya.
Hanya dengan cara inilah,,, Insyaallah,,, Kita akan memperoleh ketenteraman dan kebahagiaan hidup, baik di dunia maupun di akhirat.
Teriring sholawat serta Salam.!. semoga senantiasa tercurah kepada Beliau Junjungan Alam Nabiyyana Wakhabibana Mukhammad Shollallohu 'alaihi Wasallam. dan kepada keluarganya, kepada para sahabatnya serta para pengikutnya yang setia dalam menegakkan sunnahnya.
Hadirin jama’ah Jum'at rokhimakumullooh
Dalam rangka meningkatkan taqwa kita kepada Allah, kita harus melakukan ibadah dengan ikhlas, setulus hati. Tujuan kita diciptakan oleh Allah subhânau wa ta’âlâ tiada lain kecuali untuk beribadah atau mempersembahkan semua gerak tubuh kita sepanjang hidup hanya karena Allah subhânau wa ta’âlâ. Allah berfirman:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Artinya: “Dan saya tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.” (QS Adz-Dzâriyât: 56)Bukan berarti selama 24 jam kita hanya boleh menghabiskan waktu untuk shalat dan membaca Al-Quran saja. Namun... sekolah, menuntut ilmu, bekerja mencari nafkah, membantu orang tua, berbaik budi kepada teman, makan, minum dan sejenisnya bisa juga bernilai ibadah tergantung niat kita. Semua itu merupakan bagian dari ibadah.
Asy Syathibi rahimahullah mengatakan, “Penyakit hati,, yang paling
terakhir,, menghinggapi hati orang-orang salih adalah,,, suka mendapat kekuasaan dan
gemar menonjolkan diri.
Seorang ulama mengatakan, “Orang yang benar-benar berakal adalah,,
yang mengenali hakikat dirinya sendiri,, serta tidak terpedaya oleh pujian orang-orang yang tidak mengerti hakikat dirinya”
yang mengenali hakikat dirinya sendiri,, serta tidak terpedaya oleh pujian orang-orang yang tidak mengerti hakikat dirinya”
Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Tahun ibarat sebatang pohon,,
sedangkan bulan-bulan adalah ibarat cabang-cabangnya,,, jam-jam adalah ibarat idaun-daunnya,,, dan
hembusan nafas adalah ibarat buah-buahannya,,,
Dan barang siapa yang pohonnya tumbuh di atas
kemaksiatan,,
maka buah yang dihasilkannya adalah hanzhal (buah yang pahit dan tidak enak dipandang,) sedangkan masa untuk memanen itu semua adalah ketika datangnya kari kiamat..
Ketika dipanen barulah akan tampak dengan jelas buah yang manis dengan buah yang pahit.
maka buah yang dihasilkannya adalah hanzhal (buah yang pahit dan tidak enak dipandang,) sedangkan masa untuk memanen itu semua adalah ketika datangnya kari kiamat..
Ketika dipanen barulah akan tampak dengan jelas buah yang manis dengan buah yang pahit.
Ikhlas dan
tauhid adalah ‘sebatang pohon’,, di dalam hati yang cabang-cabangnya adalah
amal-amal,
sedangkan,,buah-buahannya adalah baiknya kehidupan dunia dan surga
yang penuh dengan kenikmatan di akherat.
Sebagaimana buah-buahan di surga tidak akan habis dan tidak terlarang untuk dipetik maka buah dari tauhid dan
keikhlasan di dunia pun demikian.
Adapun syirik,!. kedustaan, dan riya’,, adalah
pohon yang tertanam di dalam hati,, yang buahnya di dunia adalah,, berupa rasa
takut, kesedihan, resah, rasa sempit di dalam dada,, dan gelapnya hati,,
dan buahnya di akherat nanti adalah berupa buah Zaqqum dan siksaan yang terus menerus
dan buahnya di akherat nanti adalah berupa buah Zaqqum dan siksaan yang terus menerus
وَمَنْ عَمِلَ خَوْفاً مِنَ النَّارِ فَهُوَ مِنَ الْعَبِيْدِ
“Barangsiapa melakukan sebuah tindakan karena takut neraka, ia termasuk hamba Allah.”وَمَنْ عَمِلَ للهِ فَهُوَ مِنَ الْأَحْرَارِ
“Dan barangsiapa yang bertindak karena Allah semata, ia merupakan orang yang merdeka.”Orang yang ikhlas, di ibaratkan dalam hadits qudsiy seperti tangan kanan memberikan sesuatu, namun tangan kirinya tidak sampai tahu. Maksudnya, amal-amal baik seharusnya kita sembunyikan serapat mungkin hingga kepada orang terdekat pun.
Uwais al-Qarni, salah satu orang shalih yang hidup pada zaman Nabi walupun beliau tidak pernah bertemu secara fisik dengan Nabi mengatakan, “Orang yang mendoakan saudaranya atas tanpa sepengetahuan yang di do'akan,, itu lebih baik daripada mengunjungi rumahnya, silaturahim, dan bertemu secara langsung.
Bagaimana bisa demikian?
Iya, karena orang yang bertemu secara langsung, mengunjungi secara langsung, terdapat kemungkinan unsur riya’ (pamer) menyelinap pada hati orang yang mendoakan. Namun jika mendoakan tanpa sepengetahuan saudara yang kita doakan, itu ibadah yang benar-benar ikhlas. Ada orang di tengah keheningan malam, dalam kamar sendirian, menyebut nama-nama saudaranya kemudian mendoakan mereka. Inilah di antara contoh ikhlas yang betul-betul ikhlas.
Bahkan dalam hadits dikisahkan, orang yang mendoakan saudaranya seperti demikian, akan mendapatkan do'a balik yang sama sebagaimana yang ia panjatkan, ia pun dido'akan serupa dari malaikat.
Malaikat mendo'akan dengan kalimat ;
وَلَكَ بِمِثْلٍ
(kamu juga akan mendapatkan,,,, sebagaimana yang kamu panjatkan)Hadirin jama’ah Jum'at rokhimakumullooh
Ada lagi sebuah kisah.. dalam kitab Ihya’ Ulumiddin. Imam al-Ghazali bercerita, terdapat satu kaum penyembah pohon. Ada salah seorang ahli ibadah yang mengetahui fenomena ini hendak menghancurkan tempat peribadatan penyembahan pohon tersebut.
Pada hari pertama saat hamba tersebut datang, iblis menghadang. “Sudahlah, kamu jangan potong ini pohon. Andai saja kamu potong, penyembah-penyembahnya akan bisa mencari tuhan sejenis. Percuma kamu potong. Sudahlah, kamu beribadah sendiri saja sana!” goda iblis pada ahli ibadah.
Mendapat penghadangan demikian, ahli ibadah ini marah. Ia kemudian menghantam tubuh iblis yang datang menjelma sebagai sosok orang tua. Iblis pingsan seketika. Iblis tak patah arang. Iblis mencoba melanjutkan godaannya bisikannya yang kedua.
“Begini saja, Kamu ini hamba yang melarat. Kamu beribadah saja sana kepada Allah, setiap malam kamu akan aku kasih uang dua dinar. Kamu ini bukan rasul. Kamu bukan utusan Tuhan. Biarkan rasul saja yang bertugas memotong pohon ini!” rayu Iblis.
Ahli ibadah terbujuk rayu. Ia terbuai dengan bujuk rayu setan. Ia membayangkan, bagaimana ini solusi yang indah. Pohon tak akan ada yang motong. Ia tetap bisa beribadah kepada Allah, Sedangkan kemelaratannya akan segera berakhir. Ia tinggalkan lokasi. Ia beribadah di malam harinya. Pagi harinya, ia temukan dua dinar secara tiba-tiba.
Hadirin jama’ah Jum'at rokhimakumullooh
Pada hari ketiga, iblis ternyata tidak menunaikan janjinya. Sekarang, iblis tidak lagi mengirim uang dua dinar. Atas tipuan ini, karena merasa kesal atas perilaku iblis yang berbohong, hamba yang ahli ibadah menjadi naik pitam. Darahnya mendidih. Ia kembali tergerak untuk meruntuhkan pohon yang disembah masyarakat sekitar yang baru saja ia urungkan kemarin hari.
Saat akan memotong, ia kembali dihalangi iblis. Kemarin lusa, pada hari pertama, saat terjadi duel, ia yang menang. Iblisnya jatuh pingsan. Kali ini, ia justru yang pingsan, iblis yang menang. Sebab apa? Ia keheranan. Setelah siuman dari pingsan, hamba ini bertanya kepada iblis. “Bagaimana saya yang kemarin menang, pada hari ini berubah menjadi kalah?” tanyanya.
Iblis menjelaskan, “Iya, kalau kemarin kamu marah sebab niat hatimu murni, ikhlas karena Allah. Namun pada hari ini kamu marah bukan karena Allah. Hari ini kamu marah sebab tadi malam tidak aku kasih dua dinar. Marahmu bukan karena Allah. Oleh karena itu, aku bisa mengalahkanmu.”
Hadirin jama’ah Jum'at rokhimakumullooh
Dalam sebuah hadits dikisahkan, ada orang yang dikasih kekayaan oleh Allah subhânahu wa ta’âlâ. Pada hari kiamat, ia ditanya oleh Allah, “Apa yang kamu lakukan atas semua kenikmatan yang telah aku berikan?”
“Ya Tuhan, aku telah menyedekahkan harta-hartaku sepanjang siang-malam.” Jawab hamba ini.
Kemudian Allah menjawab balik “kamu berbohong.”
Tidak hanya Allah saja yang menjawab, malaikatpun mengatakan demikian. “Kamu berbohong. Kamu melakukan hal demikian hanya supaya akan kebanjiran komentar masyarakat ‘oh, si Fulan ini orang yang tajir, murah hati, suka menolong’.”
Akhirnya, amal Fulan tersebut menjadi hangus, tidak berbuah sama sekali.
Hadirin jama’ah Jum'at rokhimakumullooh
Kata ikhlas dalam Al-Qur’an di antaranya disebut untuk menggambarkan susu yang murni. Susu keluar dari perut hewan yang mana dalam perut hewan terdapat darah dan kotoran, namun susu sama sekali tidak tercampur kedua kotor tersebut. Susu keluar murni sebagai susu.
Firman Alloh dalam Alqur'an Surat Al-An'am ayat 66 ;
وَإِنَّ لَكُمْ فِي الْأَنْعَامِ لَعِبْرَةً نُسْقِيكُمْ مِمَّا فِي بُطُونِهِ مِنْ بَيْنِ فَرْثٍ وَدَمٍ لَبَنًا خَالِصًا سَائِغًا لِلشَّارِبِينَ
Artinya: “Dan sungguh, pada hewan ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari apa yang ada dalam perutnya (berupa) susu murni antara kotoran kotoran dan darah, yang mudah ditelan bagi orang yang meminumnya.” (QS Al An’am: 66)Kita di dunia ini, atas kekotoran-kekotoran yang ada,, kita perlu memurnikan segala perilaku kita,, kita persembahkan kepada Allah SUBKHANAHU WATA 'ALA.
Ahli hikmah mengatakan:
اَلنَّاسُ كُلُّهُمْ هَلْكَى اِلاَّ الْعَالِمُوْنَ، وَالْعَالِمُوْنَ كُلُّهُمْ هَلْكَى اِلاَّ الْعَامِلُوْنَ، وَالْعَامِلُوْنَ كُلُّهُمْ هَلْكَى اِلَّا الْمُخْلِصُوْنَ، وَالْمُخْلِصُوْنَ فِىْ خَطَرٍ عَظِيْمٍ.
Artinya: “Semua manusia akan binasa kecuali orang yang berilmu. Semua orang berilmu akan binasa kecuali orang yang mengamalkan ilmunya. Orang yang mengamalkan ilmunya akan binasa kecuali orang yang ikhlas. Mereka yang ikhlas masih dalam kekhawatiran yang agung.”Hadirin jama’ah Jum'at rokhimakumullooh
Dengan demikian, perlu kita ketahui, arti, makna dan pengertian ikhlas yang sesungguhnya :
اَلْإِخْلاَصُ هُوَ تَجْرِيْدُ قَصْدِ التَّقَرُّبِ اِلَى اللهِ تَعَالَى عَنْ جَمِيْعِ الشَّوَاهِبِ
Artinya: Ikhlas adalah memurnikan tujuan taqarrub kepada Allah ta’âlâ dari segala hal yang mencampurinya.Oleh karena itu, ikhlas menduduki posisi kunci dalam semua kegiatan kita.
"Marilah kita selalu BERUSAHA dan BERDO'A kepada Allah SUBHANAHU WATA'ALA, semoga kita dipermudah oleh Allah SUBKHANAHU WATA'ALA di dalam berusaha dan beribadah dengan...
balutan ikhlas LILLAAHI TA'ALA
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ العَظِيْمِ، وَجَعَلَنِي وَإِيَّاكُمْ بِماَ فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. إِنَّهُ هُوَ الْبَرُّ التَّوَّابُ الرَّؤُوْفُ الرَّحِيْمِ. أعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشيطن الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ، هُوَ الْحَيُّ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ فَادْعُوهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ، الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِيْنَ
Khutbah II
الحمد للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِه@ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ @ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ@ اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى@ يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا@ اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ@ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ@ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ@ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ@ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ@ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ @ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ @ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ @ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ @ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ @ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَوَانْصُرْمَنْ نَصَرَالدِّيْنَ @ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ @ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ @ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ@ اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ@ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ@ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ@ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً @ وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً @ يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْن @ رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً@ وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً@ وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ@ رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا@ وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا@ وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْن@ عِبَادَ اللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
Masih dalam editan
Latihan Khotbah Jum'at lain nya
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ؛ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ بَلَّغَ الرِّسَالَةَ وَأَدَّى الأَمَانَةَ وَنَصَحَ الأُمَّةَ؛ فَصَلَوَاتُ اللهِ وَسَلَامُهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ . أَمَّا بَعْدُ مَعَاشِرَ المُؤْمِنِيْنَ. فَيَاعِبَادَ اللهِ اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Hadirin yang di muliakan Allah subkhanahu wa Ta’ala.Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam. Teriring shalawat dan salam semoga terlimpahkan selalu kepada junjungan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, dan kepada keluarganya, kepada para sahabatnya serta para pengikutnya yang setia dalam menegakkan sunnahnya.
Semoga kita senantiasa dapat meningkatkan takwa kepada Allah, dalam arti kita berusaha mengerjakan segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya.
Sehingga semakin bertambah umur, kita akan semakin bertambah amal kebaikannya. Semakin tambah usia semakin berprestasi, semakin baik, semakin takwa. Sebagaimana sabda beliau :
خَيْرُ النَّاسِ مَنْ طَالَ عُمْرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ
Artinya : “Sebaik-baik manusia adalah orang yang semakin panjang umurnya, semakin baik perbuatannya”. (HR At-Tirmidzi).
Begitulah, sehingga hidup senantiasa di dalam kebaikan, gemar beramal shalih, berlomba dalam kebajikan, memberikan yang terbaik itulah yang seharusnya kita camkan di dalam dada iman kita masing-masing. Sebagaimana dengan kasih sayang-Nya, Allah meminta kita untuk giat berlomba dalam kebaikan, melalui untaian ayat-ayat suci-Nya :
وَلِكُلٍّ وِجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيهَا فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ أَيْنَ مَا تَكُونُوا يَأْتِ بِكُمُ اللَّهُ جَمِيعًا إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Artinya : “Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kalian (dalam berbuat) kebaikan. Di mana saja kalian berada pasti Allah akan mengumpulkan kalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS Al-Baqarah [2]: 148).
Hadirin yang di muliakan Allah subkhanahu wa Ta’ala.
Dalam semua amal kebaikan itu, agar diterima Allah, maka harus disertai dengan keikhlasan. Agama ini dibangun di atas dasar realisasi ibadah yang merupakan tujuan manusia diciptakan. Sementara hakikat ibadah itu sendiri tidak akan ada kecuali disertai dengan keikhlasan.
Keikhlasan dalam ibadah itu, bagaikan ruh dalam badan. Badan tanpa ruh, berarti bangkai yang tidak bernilai. Demikian pula amalan, jika dilakukan tanpa keikhlasan maka tidak ada nilainya.
Allah menyebutkan di dalam ayat:
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
Artinya: “Padahal mereka tidak disuruh, kecuali supaya beribadah kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS. Al-Bayyinah [98]: 5).
Ikhlas, bermakna berbiabadah, beramal hanya karena ingin mengharap ridha Allah. Seperti firman-Nya:
وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ ابْتِغَآءَ مَرْضَاتِ اللهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا
Artinya: “Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.” (QS An-Nisa’ [4]: 114).
Dalam aqidah ikhlas bermakna bersih dari syirik. Sebagaimana firman-Nya:
قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَىٰ إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
Artinya: “Katakanlah, “Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kalian, yang diwahyukan kepadaku, “Bahwa sesungguhnya Tuhan kalian itu adalah Rabb Yang Esa”. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shaleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya.” (QS Al-Kahfi [18]: 110).
Dalam hadits dari Umar bin Khathab Radhiyallahu ‘Anhu yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ, وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى, فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى دُنْيَا يُصِيْبُهَا, أَوْ إِلَى امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا, فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ
Artinya: “Sesungguhnya setiap amalan tergantung dari niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang hanya akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Barangsiapa hijrahnya untuk mendapatkan dunia atau untuk wanita yang ingin ia nikahi, maka hijrahnya kepada apa yang ia berhijrah kepadanya.” (HR Bukhari dan Muslim).
Al-Khatthabi berkata, “Makna hadits ini, keabsahan amalan dan keberadaan konsekuensinya ditentukan oleh niatnya. Jadi, sesungguhnya niatlah yang mengarahkan amalan.”
Al-Hafizh Ibnu Rajab rahimahullah berkata, “Makna al-a’malu bin niyat adalah amalan itu menjadi baik atau rusak, diterima atau ditolak, diberi pahala atau tidak, tergantung niatnya. Jadi, hadits ini menjelaskan tentang hukum syar’i yaitu baik buruknya suatu amalan tergantung baik dan buruknya niat.”
Jadi, kalau ada niat buruk, niat jahat, niat maksiat, maka segala cara, upaya dan tipu daya ia kerjakan bahkan rencanakan. Apalagi ada kesempatan. Maka semakin sempurnalah kejahatannya. Maka, selalulah berniat dan beritikad baik. Sehingga jika ada sesuatu yang tidak bersdesuaian denbgan hatinya, banyak rintangan dan cemoohan menghadang, ada kesempatan berbuat maksiat. Ia tetap istiqamah dalam kebaikannya, karena adanya jiwa yang ikhlas.
Ini dikarenakan, keikhlasan mempunyai kedudukan yang sangat tinggi dalam agama. Ikhlas dalam arti juga bersih dari dendam, dengki, dan khianat.
Dalam hal ini, Abu Idris berkata, “Seseorang tidak akan bisa mencapai hakikat ikhlas, sampai ia tidak suka dipuji oleh seorang pun atas amalan yang dikerjakannya untuk Allah ‘Azza wa Jalla”.
Al-Fudhail menyebutkan, “Meninggalkan amalan karena manusia adalah riya’, dan mengerjakan suatu amalan karena manusia adalalah syirik. Ikhlas adalah jika Allah ‘Azza wa Jalla menyelamatkanmu dari keduanya.”
Ya’qub juga mengatakan, “Orang yang ikhlas adalah orang yang dapat merahasiakan kebaikannya, sebagaimana ia merahasiakan keburukannya.”
Fudhail bin Iyadh mengatakan, “Meninggalkan amal karena manusia adalah riya’ dan beramal karena manusia adalah syirik. Dan ikhlas adalah apabila Allah menyelamatkan Anda dari keduanya.”
Imam Al Ghazali menyimpulkan, “Semua orang pasti akan binasa kecuali orang yang berilmu. Orang yang berilmu pun akan binasa kecuali orang yang beramal. Orang yang beramal juga akan binasa kecuali orang yang ikhlas.”
Seorang ‘alim juga mengatakan, “Ilmu itu laksana benih, sedangkan amal laksana tanaman, dan air adalah ikhlas.”
Hadirin yang di muliakan Allah subkhanahu wa Ta’ala.
Sekarang, bagaimana caranya agar kita tetap istiqamah dalam keikhlasan?
Di antara caranya adalah seperti banyak disampaikan para Ulama Salafus Sholih, yaitu menerima ketentuan Allah dengan ridha dan baik sangka, memberi tanpa mengharap kembali, memaafkan suatu kezaliman saat mampu memberikan balasan, menyambung silaturahim kepada orang yang membencinya dan beramal sama baiknya, baik ketika bersama-sama maupun saat sendirian.
Juga mengakui segala kekurangan diri, siap menerima masukan dan koreksi demi kebaikan, tidak merasa paling berjasa, mendoakan kebaikan orang lain sekalipun orang itu berbuat buruk kepada kita, dan sebagainya.
Tentang latihan ikhlas, dengan gemar memberi, bershadaqah tanpa berharap kembali, ini dikisahkan, bahwa ‘Ali bin Al-Hushain pernah membawa sekantong roti di atas pundaknya pada malam hari. Lalu ia bershadaqah dengannya. Namun tanpa disadarinya, ada sahabatnya yang tahu dan menanyakannya. Kemudian ia berkata, “Sesungguhnya shadaqah secara rahasia akan memadamkan kemurkaan Allah Subhanahu wa Ta’ala”.
Itulah kesuksesan ibadah, seperti dikatakan Muhammad bin Ali At-Tirmidzi, “Kesuksesan di akhirat itu bukan karena banyaknya amalan. Sesungguhnya kesuksesan di sana itu dengan mengikhlaskan amalan dan memperbaikinya.”
Hadirin yang di muliakan Allah subkhanahu wa Ta’ala.
Begitu pentingnya keikhlasan ini, ia disetarakan dengan doa dan shalat. Seperti disebutkan di dalam hadits:
إِنَّمَا يَنْصُرُ اللَّهُ هَذِهِ الأُمَّةَ بِضَعِيفِهَا بِدَعْوَتِهِمْ وَصَلاَتِهِمْ وَإِخْلاَصِهِمْ
Artinya : “Sesungguhnya Allah menolong umat ini adalah dengan sebab doa, shalat, dan keikhlasan orang-orang yang lemah dari umat ini.” (HR An-Nasa’i).
Dalam perjuangan umat Islam, yang merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, satu Jama’ah dan dengan satu Imaamnya, maka semuanya harus memiliki jiwa keikhlsan dalam kehidupan berjamaah. Ikhlas memimpin dan ikhlas dipimpin, ikhlas menasihati dan ikhlas pula dinasihati.
Ikhlas seperti ketika Panglima Khalid bin Walid diberhentikan dari jabatannya dengan hormat oleh Khalifah Umar bin Khattab, karena khawatir kultus individu dari umat. Maka, Khalid tetap berjuang di jalan Allah. Ketika ditanya, mengapa tetap berjuang dengan sungguh-sungguh, padahal sudah tidak menjabat sebagai panglima perang lagi. Ia menjawab dengan ikhlas, “Saya berjuang bukan karena Umar, tapi karena Tuhannya Umar”.
Itulah makna ikhlas. Seperti juga disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menyebutkan di dalam sabdanya:
ثَلاَثٌ لاَ يُغَلُّ عَلَيْهِنَّ قَلْبُ مُسْلِمٍ إِخْلاَصُ الْعَمَلِ لِلَّهِ وَمُنَاصَحَةُ أَئِمَّةِ الْمُسْلِمِينَ وَلُزُومِ جَمَاعَتِهِمْ فَإِنَّ الدَّعْوَةَ تُحِيطُ مِنْ وَرَائِهِمْ
Artinya: “Hati seorang mukmin tidak akan dimasuki dendam dengan sebab tiga perkara (yaitu) ikhlas dalam amal untuk Allah; memberi nasehat kepada para pemimpin kaum muslimin; menetapi jamaah mereka, karena sesungguhnya doa mereka meliputinya.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Demikianlah, semoga Allah karuniakan kita jiwa-jiwa yang ikhlas, serta kekuatan Jama’ah karena keikhlasan imaam dan para makmumnya. Aamiin yaa robbal ‘aalamiin. (A/RS2/B05)
أَقُوْلُ هَذَا القَوْلَ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُؤْمِنِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ يَغْفِرْ لَكُمْ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ
Khutbah Jumat : 1 Tema
"Keistimewaan Hari Jum'at"
Kaum Muslimin Jamaah shalat Jum'at rokhiimakumullooh
"Puji Syukur,,,, kita ucapkan Alkhamdulillahirobbil'alamiin "Bersholawat,,,, kita,,,,
Ucapkan,,, Alloohumma sholli'ala sayyidina Mukhammad Wa'ala ali sayyidina Mukhammad
Di hari Jum'at yang mulia ini..! Yang dijuluki sebagai sayyidul ayyam (rajanya hari), marilah kita selalu bersyukur atas nikmat yang tak terhitung dari Allah.. yang telah dilimpahkan kepada kita...
terutama,,,,, nikmat iman dan kesehatan.
Melalui mimbar ini pula,,, kami mengajak dan berwasiat khususnyaa.. kepada diri sayaa pribadi,,,, selaku khotib.,dan umumnyaa.. kepada kaum muslimin jamaah sholat Jum'at yang di rokhmati Alloh Subkhanahu Wata 'ala. Marilah..!.. kita meningkatkan iman dan ketakwaan kita kepada Allah subhânahû wa ta’âlâ. Dengan senantiasa menjaga... Dan melaksanakan semua perintah-perintahNya dan pada saat yang sama pula,,, kita tinggalkan semua larangan-larangan Allah dan Rasul-Nya.
Hanya dengan cara inilah,,, Insyaallah,,, Kita akan memperoleh ketenteraman dan kebahagiaan hidup, baik di dunia maupun di akhirat.
Tak Lupa.!. Rakhmat dan Salam.!. semoga senantiasa tercurah kepada Beliau Junjungan Alam Nabiyyana Wakhabibana Mukhammad Shollallohu 'alaihi Wasallam. Yang Kita Nanti-nantikan syafa'atnya,
Di Yaumul Qiyamat kelak.. Amiin Amiin Yaa Robbal 'alamiin.
Kaum Muslimin Jamaah shalat Jum'at rokhiimakumullooh
Al-Imam al-Syafi’i dan al-Imam Ahmad meriwayatkan dari Sa’ad bin ‘Ubaidah sebuah hadits:
Yang Artinya,,,
“Rajanya hari di sisi Allah adalah hari Jumat,. Ia lebih agung dari pada hari raya kurban dan hari raya Fithri. Di dalam Jumat,,, Terdapat lima keutamaan. Pada hari Jumat Allah menciptakan Nabi Adam,,
dan mengeluarkannya dari surga ke bumi. dan pada hari Jumat pula,,, Nabi Adam wafat. Di dalam hari Jumat terdapat waktu.. yang tiada seorang hamba.. meminta sesuatu di dalamnya kecuali,,, Allah mengabulkan permintaannya,! selama tidak meminta dosa.!! atau memutus tali shilaturrahim. Hari kiamat juga terjadi di hari Jumat. Tiada Malaikat yang didekatkan di sisi Allah, langit, bumi,,, angin, gunung dan batu,,,
kecuali ia khawatir,,, terjadinya kiamat saat hari Jumat.”
,
Di antaranya,, kita kadang lupa!!, tak merasakan, keutamaan hari Jumat,, Karena tertimbun oleh kesibukan sehari-hari. Kesibukan yang melingkupi kita,,,. Tiap hari sering membuat kita lengah dan kita lupa. Sehingga menyamakan hari Jumat tak ubahnya hari-hari biasa lainnya. Padahal,!, di tiap tahun. Ada bulan-bulan utama, Di tiap bulan Ada hari-hari utama, Dan di tiap- tiap hari.. Ada waktu-waktu utama. Masing-masing keutamaan memiliki kekhususan,!. Sehingga menjadi waktu-waktu yang sangat baik.. Untuk merenungkan diri, berdoa, bermunajat, berdzikir, dan meningkatkan ibadah kepada Allah Subkhanahu Wata 'ala
Keistimewaan hari Jumat bisa dilihat,, dari disunnahkannya mandi Jumat. Dalam khatits,, Imam Syafi’i menjelaskan.. bahwasan nya shalat Jumat dilaksanakan pada waktu shalat dhuhur, Dan mandi Jumat boleh dilakukan semenjak dini hari, setelah terbit fajar. Mandi adalah simbol kebersihan dan kesucian diri. Setelah mandi,!. seseorang dianjurkan untuk memakai pakaian terbaik, terutama warna putih, sebelum berangkat menuju shalat Jumat.
Dalam hal ini, Umat Islam diperingatkan,!, untuk menyambut,, hari istimewa itu dengan ke siapan dan penampilan yang juga istimewa.
Hari Jumat juga menjadi semacam konferensi mingguan bagi umat Islam, karena di hari Jumatlah ada shalat berjamaah dan khutbah Jumat. Setiap umat Islam laki-laki yang tak memiliki uzur syar’I ..Wajib ‘ain,!!. Untuk melaksanakannya. "Artinya",, lebih dari sebatas berkumpul, Jumat adalah momen konsolidasi persatuan umat,,!! sekaligus memupuk ketakwaan melalui nasihat-nasihat positif dari sang khatib. ""Tentunya.!! keutamaan ini bersamaan dengan asumsi,, bahwa jamaah melaksanakan shalat Jumat dengan kesungguhan penuh,,, menyimak khutbah secara baik,,,, bukan cuma rutinitas sekali sepekan,, untuk sekedar menggugurkan kewajiban.
Amalan-amalan utama hari Jumat juga bertebaran. Di antaranya adalah memperbanyak baca shalawat, memperbanyak doa, bersedekah; membaca Surat al-Kahfi, Surat al-Ikhlas, Surat al-Falaq, dan Surat an-Nas, serta ibadah-ibadah lainnya. Masing-masing amalan memiliki fadhilah yang luar biasa.
Imam as-Suyuthi dalam kitabnya, ‘Amal Yaum wa Lailah, mengatakan:
ويقرأ بعد الجمعة قبل أن يتكلم: الإخلاص والمعوذتين (سبعا سبعا). ويكثر من الصلاة على النبي صلى الله عليه وسلم سوم الجمعة وليلة الجمعة.ويصلى راتبة الجمعة التي بعدها في بيته لا في المسجد. وما ذا يفعل بعدها؟ ويمشى بعدها لزيارة أخ أو عيادة مريض أو حضور جنازة أو عقد نكاح
“Nabi ﷺ membaca Surat al-Ikhlas, al-Falaq, dan an-Nas usai shalat Jumat sebanyak tujuh kali dan beliau juga memperbanyak shalawat pada hari Jumat dan malamnya. Ia juga mengerjakan shalat sunah setelah shalat Jumat di rumahnya, tidak di masjid. Setelah itu,, Apa yang dilakukan Nabi SAW? Beliau mengunjungi saudaranya, menjenguk orang sakit, menghadiri jenazah (bertakziah), atau menghadiri akad nikah.”
Dengan demikian, umat Islam seolah diajak untuk menjadikan,,, Hari Jumat sebagai hari khusus untuk memperbanyak ibadah. Tidak jarang, Jumat dijadikan oleh para ulama untuk mengistirahatkan diri sejenak. Dari hiruk-pikuk kesibukan duniawi, untuk mengkhususkan diri beramal saleh di hari Jumat. Sebagaimana dilakukan Rasulullah, hari Jumat bukan semata untuk meningkatkan ritual ibadah kepada Allah tapi juga berbuat baik kepada sesamanya, seperti bersilaturahim, bersimpati kepada orang yang kena musibah, dan lain-lain.
Karena itu pula,,,, dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh al-Qadla’i dan ibnu Asakir dari Ibnu Abbas disebutkan:
“Jumat adalah hajinya orang-orang fakir.”
Hadits tersebut adalah penegasan tentang betapa istimewanya hari Jumat dibanding hari-hari biasa lainnya. Karena itu patut bagi kita untuk meluangkan waktu sejenak untuk mendekatkan diri (muhasabah), menaikkan kualitas ibadah kepada Allah, memperbaiki hubungan sosial, serta memperbanyak amal-amal sunnah lainnya. Cukuplah enam hari kita sibuk dan larut dalam kesibukan duniawi. Apa salahnya menyisihkan satu hari untuk menyegarkan kondisi rohani kita agar tidak layu, kering, atau bahkan mati. Semoga khatib,, Dan jamaah sekalian,, Dapat melaksanakan anjuran ini dengan sungguh-sungguh dan penuh kesadaran diri.
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ
نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
الحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ خَلَقَ الزّمَانَ وَفَضَّلَ بَعْضَهُ عَلَى بَعْضٍ فَخَصَّ بَعْضُ الشُّهُوْرِ وَالأَيَّامِ وَالَليَالِي بِمَزَايَا وَفَضَائِلِ يُعَظَّمُ فِيْهَا الأَجْرُ والحَسَنَاتُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى بِقَوْلِهِ وَفِعْلِهِ إِلَى الرَّشَادِ. اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ علَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمّدٍ وَعَلَى آلِه وأصْحَابِهِ هُدَاةِ الأَنَامِ في أَنْحَاءِ البِلاَدِ. أمَّا بعْدُ، فيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهَ تَعَالَى بِفِعْلِ الطَّاعَاتِ، فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Kaum Muslimin Jamaah shalat Jum'at rokhiimakumullooh
"Puji Syukur,,,, kita ucapkan Alkhamdulillahirobbil'alamiin "Bersholawat,,,, kita,,,,
Ucapkan,,, Alloohumma sholli'ala sayyidina Mukhammad Wa'ala ali sayyidina Mukhammad
Di hari Jum'at yang mulia ini..! Yang dijuluki sebagai sayyidul ayyam (rajanya hari), marilah kita selalu bersyukur atas nikmat yang tak terhitung dari Allah.. yang telah dilimpahkan kepada kita...
terutama,,,,, nikmat iman dan kesehatan.
Melalui mimbar ini pula,,, kami mengajak dan berwasiat khususnyaa.. kepada diri sayaa pribadi,,,, selaku khotib.,dan umumnyaa.. kepada kaum muslimin jamaah sholat Jum'at yang di rokhmati Alloh Subkhanahu Wata 'ala. Marilah..!.. kita meningkatkan iman dan ketakwaan kita kepada Allah subhânahû wa ta’âlâ. Dengan senantiasa menjaga... Dan melaksanakan semua perintah-perintahNya dan pada saat yang sama pula,,, kita tinggalkan semua larangan-larangan Allah dan Rasul-Nya.
Hanya dengan cara inilah,,, Insyaallah,,, Kita akan memperoleh ketenteraman dan kebahagiaan hidup, baik di dunia maupun di akhirat.
Tak Lupa.!. Rakhmat dan Salam.!. semoga senantiasa tercurah kepada Beliau Junjungan Alam Nabiyyana Wakhabibana Mukhammad Shollallohu 'alaihi Wasallam. Yang Kita Nanti-nantikan syafa'atnya,
Di Yaumul Qiyamat kelak.. Amiin Amiin Yaa Robbal 'alamiin.
Kaum Muslimin Jamaah shalat Jum'at rokhiimakumullooh
Al-Imam al-Syafi’i dan al-Imam Ahmad meriwayatkan dari Sa’ad bin ‘Ubaidah sebuah hadits:
Yang Artinya,,,
سَيِّدُ الْأَيَّامِ عِنْدَ اللهِ يَوْمُ الْجُمُعَةِ وَهُوَ أَعْظَمُ مِنْ يَوْمِ النَّحَرِ وَيَوْمُ الْفِطْرِ وَفِيْهِ خَمْسُ خِصَالٍ فِيْهِ خَلَقَ اللهُ آدَمَ وَفِيْهِ أُهْبِطَ مِنَ الْجَنَّةِ إِلَى الْأَرْضِ وَفِيْهِ تُوُفِّيَ وَفِيْهِ سَاعَةٌ لَا يَسْأَلُ الْعَبْدُ فِيْهَا اللهَ شَيْئًا إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ مَا لَمْ يَسْأَلْ إِثْمًا أَوْ قَطِيْعَةَ رَحِمٍ وَفِيْهِ تَقُوْمُ السَّاعَةُ وَمَا مِنْ مَلَكٍ مُقّرَّبٍ وَلَا سَمَاءٍ وَلَا أَرْضٍ وَلَا رِيْحٍ وَلَا جَبَلٍ وَلَا حَجَرٍ إِلَّا وَهُوَ مُشْفِقٌ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ
“Rajanya hari di sisi Allah adalah hari Jumat,. Ia lebih agung dari pada hari raya kurban dan hari raya Fithri. Di dalam Jumat,,, Terdapat lima keutamaan. Pada hari Jumat Allah menciptakan Nabi Adam,,
dan mengeluarkannya dari surga ke bumi. dan pada hari Jumat pula,,, Nabi Adam wafat. Di dalam hari Jumat terdapat waktu.. yang tiada seorang hamba.. meminta sesuatu di dalamnya kecuali,,, Allah mengabulkan permintaannya,! selama tidak meminta dosa.!! atau memutus tali shilaturrahim. Hari kiamat juga terjadi di hari Jumat. Tiada Malaikat yang didekatkan di sisi Allah, langit, bumi,,, angin, gunung dan batu,,,
kecuali ia khawatir,,, terjadinya kiamat saat hari Jumat.”
,
Kaum Muslimin Jamaah shalat Jum'at rokhiimakumullooh
Keistimewaan hari Jumat bisa dilihat,, dari disunnahkannya mandi Jumat. Dalam khatits,, Imam Syafi’i menjelaskan.. bahwasan nya shalat Jumat dilaksanakan pada waktu shalat dhuhur, Dan mandi Jumat boleh dilakukan semenjak dini hari, setelah terbit fajar. Mandi adalah simbol kebersihan dan kesucian diri. Setelah mandi,!. seseorang dianjurkan untuk memakai pakaian terbaik, terutama warna putih, sebelum berangkat menuju shalat Jumat.
Dalam hal ini, Umat Islam diperingatkan,!, untuk menyambut,, hari istimewa itu dengan ke siapan dan penampilan yang juga istimewa.
Kaum Muslimin Jamaah shalat Jum'at rokhiimakumullooh
Hari Jumat juga menjadi semacam konferensi mingguan bagi umat Islam, karena di hari Jumatlah ada shalat berjamaah dan khutbah Jumat. Setiap umat Islam laki-laki yang tak memiliki uzur syar’I ..Wajib ‘ain,!!. Untuk melaksanakannya. "Artinya",, lebih dari sebatas berkumpul, Jumat adalah momen konsolidasi persatuan umat,,!! sekaligus memupuk ketakwaan melalui nasihat-nasihat positif dari sang khatib. ""Tentunya.!! keutamaan ini bersamaan dengan asumsi,, bahwa jamaah melaksanakan shalat Jumat dengan kesungguhan penuh,,, menyimak khutbah secara baik,,,, bukan cuma rutinitas sekali sepekan,, untuk sekedar menggugurkan kewajiban.
Amalan-amalan utama hari Jumat juga bertebaran. Di antaranya adalah memperbanyak baca shalawat, memperbanyak doa, bersedekah; membaca Surat al-Kahfi, Surat al-Ikhlas, Surat al-Falaq, dan Surat an-Nas, serta ibadah-ibadah lainnya. Masing-masing amalan memiliki fadhilah yang luar biasa.
Imam as-Suyuthi dalam kitabnya, ‘Amal Yaum wa Lailah, mengatakan:
ويقرأ بعد الجمعة قبل أن يتكلم: الإخلاص والمعوذتين (سبعا سبعا). ويكثر من الصلاة على النبي صلى الله عليه وسلم سوم الجمعة وليلة الجمعة.ويصلى راتبة الجمعة التي بعدها في بيته لا في المسجد. وما ذا يفعل بعدها؟ ويمشى بعدها لزيارة أخ أو عيادة مريض أو حضور جنازة أو عقد نكاح
“Nabi ﷺ membaca Surat al-Ikhlas, al-Falaq, dan an-Nas usai shalat Jumat sebanyak tujuh kali dan beliau juga memperbanyak shalawat pada hari Jumat dan malamnya. Ia juga mengerjakan shalat sunah setelah shalat Jumat di rumahnya, tidak di masjid. Setelah itu,, Apa yang dilakukan Nabi SAW? Beliau mengunjungi saudaranya, menjenguk orang sakit, menghadiri jenazah (bertakziah), atau menghadiri akad nikah.”
Kaum Muslimin Jamaah shalat Jum'at rokhiimakumullooh
Dengan demikian, umat Islam seolah diajak untuk menjadikan,,, Hari Jumat sebagai hari khusus untuk memperbanyak ibadah. Tidak jarang, Jumat dijadikan oleh para ulama untuk mengistirahatkan diri sejenak. Dari hiruk-pikuk kesibukan duniawi, untuk mengkhususkan diri beramal saleh di hari Jumat. Sebagaimana dilakukan Rasulullah, hari Jumat bukan semata untuk meningkatkan ritual ibadah kepada Allah tapi juga berbuat baik kepada sesamanya, seperti bersilaturahim, bersimpati kepada orang yang kena musibah, dan lain-lain.
Karena itu pula,,,, dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh al-Qadla’i dan ibnu Asakir dari Ibnu Abbas disebutkan:
الجمعة حج الفقراء
“Jumat adalah hajinya orang-orang fakir.”
Hadits tersebut adalah penegasan tentang betapa istimewanya hari Jumat dibanding hari-hari biasa lainnya. Karena itu patut bagi kita untuk meluangkan waktu sejenak untuk mendekatkan diri (muhasabah), menaikkan kualitas ibadah kepada Allah, memperbaiki hubungan sosial, serta memperbanyak amal-amal sunnah lainnya. Cukuplah enam hari kita sibuk dan larut dalam kesibukan duniawi. Apa salahnya menyisihkan satu hari untuk menyegarkan kondisi rohani kita agar tidak layu, kering, atau bahkan mati. Semoga khatib,, Dan jamaah sekalian,, Dapat melaksanakan anjuran ini dengan sungguh-sungguh dan penuh kesadaran diri.
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ
نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
Khutbah Jumat ke 1 : TEMA
Pemuda yang Dinaungi Allah di Padang Mahsyar
Kaum Muslimin Jamaah shalat Jum'at rokhiimakumullooh
"Puji Syukur,,,, kita ucapkan Alkhamdulillahirobbil'alamiin "Bersholawatlah kita,,,,
Ucapkan,,, Alloohumma sholli'ala sayyidina Mukhammad Wa'ala ali sayyidina Mukhammad
Di hari yang mulia ini, pada hari Jum'at..! Yang dijuluki sebagai sayyidul ayyam (rajanya hari), marilah kita selalu bersyukur atas nikmat yang tak terhitung dari Allah.. yang telah dilimpahkan kepada kita...
terutama,,,,, nikmat iman dan kesehatan.
Melalui mimbar ini pula,,, kami mengajak dan berwasiat khususnyaa.. kepada diri sayaa pribadi,,,, selaku khotib.,dan umumnyaa.. kepada kaum muslimin jamaah sholat Jum'at yang di rokhmati Alloh Subkhanahu Wata 'ala. Marilah kita meningkatkan iman dan ketakwaan kita kepada Allah subhânahû wa ta’âlâ. Dengan senantiasa menjaga... Dan melaksanakan semua perintah-perintahNya dan pada saat yang sama pula kita tinggalkan semua larangan-larangan Allah dan Rasul-Nya.
Hanya dengan cara inilah,,, Insyaallah,,, Kita akan memperoleh ketenteraman dan kebahagiaan hidup, baik di dunia maupun di akhirat.
Tak Lupa.!. Rakhmat dan Salam.!. semoga senantiasa tercurah kepada Beliau Junjungan Alam Nabiyyana Wakhabibana Mukhammad Shollallohu 'alaihi Wasallam. Yang Kita Nanti-nantikan syafa'atnya,
Di Yaumul Qiyamat kelak.. Amiin Amiin Yaa Robbal 'alamiin.
Kaum Muslimin Jamaah shalat Jum'at rokhiimakumullooh
Pada suatu ketika nanti, manusia akan menghadapi suasana yang sangat mencekam dan menakuntukan. Di saat ituu,,,,! manusia dikumpulkan di padang mahsyar kelak pada hari kiamat. Jarak antara matahari dan manusia sangat dekat. Sehingga yang dirasakan adalah kepanasan yang luar biasa. Air keringat mereka bercucuran mengalir, tidak hanya membasahi sekujur tubuh, namun bisa sampai membanjiri tubuh masing-masing sesuai dengan amal masing-masing saat hidup di dunia. Ada yang membanjiri seseorang setinggi mata kaki. tapi tidak sedikit juga yang sampai menenggelamakaan mereka. Hal tersebut dikarenakan amal kejelekan yang dilakukan ketika hidup di dunia.
Pada situasi demikian, ada beberapa golongan yang memperoleh perlindungan dari Allah subhânahû wa ta’âlâ dari keadaan yang menakuntukan tersebut. Siapa mereka?
Tidak lain adalah mereka yang disabdakan oleh Rasulullah shallallâhu alaihi wa sallam:
Artinya: “Ada tujuh golongan yang Allah akan menaungi mereka di dalam naunganNya.. pada hari itu,,, tidak ada naungan... kecuali naungan Allah Subhânahû wa ta’âlâ, yaitu:
1. Pemimpin yang adil
2. Pemuda yang tumbuh dalam beribadah atau mengabdi kepada Allah.
3. Seseorang yang hatinya tergantung di dalam masjid ketika ia berada di luar masjid hingga ia kembali
lagi ke masjid.
4. Dua orang yang saling mencintai karena Allah. Berkumpul dan berpisah karena Allah.
5. Seseorang yang berdzikir atau ingat Allah dalam kesunyian lalu kedua matanya mengalirkan air mata.
6. Seorang laki-laki yang digoda oleh perempuan berkedudukan tinggi, berlimpah harta dan cantik jelita, lalu laki-laki itu menjawab, “Sesunguhnya aku takut kepada Allah.”.
7. Seseorang yang merahasiakan amalnya, sehingga seolah-olah tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya.
Kaum Muslimin Jamaah shalat Jum'at rokhiimakumullooh
Dengan keterbatasan waktu khutbah ini, kami tidak akan menguraikan satu persatu tentang tujuh golongan di atas. Kami hanya ingin sedikit fokus kepada golongan ketiga saja, yakni:
“Golongan pemuda yang hidupnya tumbuh dan berkembang untuk selalu beribadah, mengabdikan dirinya kepada Allah subhânahû wa ta’âlâ.”
Kaum Muslimin Jamaah shalat Jum'at rokhiimakumullooh
Di hari kiamat kelak, Allah akan memberikan apresiasi yang besar kepada para pemuda yang tekun beribadah. Kenapa? Karena banyak pemuda biasanya memang selalu cenderung rawan menjauh dari hal-hal positif yang bersifat mengabdi atau beribadah kepada Allah subhânahû wa ta’âlâ. Tidak sedikit daori mereka mengabdi atau mengikuti kesenangan hawa nafsunya sendiri.
Kaum Muslimin Jamaah shalat Jum'at rokhiimakumullooh
Menjadi pemuda rajin beribadah yang kelak akan memperoleh naungan dari Allah subhânahû wa ta’âlâ tentu tidak mudah. Perlu tekad yang kuat dan didasari dengan keimanan yang kokoh kepada Allah subhânahû wa ta’âlâ. Sehingga beribadahnya menjadi lifestyle atau hobi, yaitu kesenangan yang pada gilirannya merasa menjadi kebutuhan.
Jika seorang hamba dalam pengabdiannya kepada Allah merasa sebagai kebutuhan, maka kebutuhan hidupnya di dunia akan dipenuhi oleh Allah 'azza wa jalla.
Sebagaimana Allah telah berfirman:
Artinya: “Dan tidaklah ada makhluk yang melata di atas bumi ini kecuali Allah yang menanggung rezekinya.”
Kaum Muslimin Jamaah shalat Jum'at rokhiimakumullooh
Pemuda yang hidupnya tumbuh untuk beribadah sekaligus juga mempunyai kewajiban menjadi pemuda yang berakhlak mulia, rendah hati, tidak sombong, sabar, tidak mudah tersulut kemarahannya, jujur, tidak suka bohong, bisa dipercaya, rajin ibadah, tidak menjadi pemuda yang pemalas, suka menolong, peduli pada lingkungannya, dermawan, tidak pendendam, menghormati dan menghargai orang lain, tidak suka menghina serta sikap-sikap terpuji lainnya.
Dengan demikian, jika ada pemuda ahli ibadah dan kehidupan kesehariannya baik, Allah akan memberikan apresiasi yang sebesar-besarnya. Ketika ia mati, kelak pada saat orang sedunia dikumpulkan menjadi satu dari generasi Nabi Adam hingga orang yang lahir besok saat mendekati kiamat, semua berkumpul dalam hiruk-pikuk yang agung. Pada saat tidak ada naungan sama sekali. Semua merasakan panas yang sangat terik. Pemuda yang ahli ibadah tadi mempunyai prioritas dari Allah. Ia akan mendapatkan naungan, sehingga ia tidak kepanasan. Pemuda itu adalah pemuda yang rajin beribadah dan sudah barang tentu sikap dan perilakunya baik terhadap sesama.
Mudah-mudahan Allah subhânahû wa ta’âlâ senantiasa membimbing kita termasuk didalam tujuh golongan tadi, yang kelak kita akan mendapatkan naungan dan perlindungan Allah di padang mahsyar kelak. Semoga Allah menjauhkan lingkungan kita dari pemuda yang suka mabuk-mabukan, suka berjudi, mencuri, berpacaran membawa wanita bukan mahramnya ke sana-ke mari, semoga Allah menjauhkan mental remaja kita yang bobrok, semoga diselamatkan mereka, dientaskan menjadi remaja yang dekat kepada Allah, dekat kepada masjid, takwa kepada Allah subhânahû wa ta’âlâ, amin.
Kaum Muslimin Jamaah shalat Jum'at rokhiimakumullooh
Kami berwasiat kepada pribadi kami sendiri, juga kepada para hadirin sekalian, marilah kita tingkatkan takwa kita kepada Allah subhânahu wa ta’âlâ dengan selalu menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya.
Di tengah krisis multidimensi yang menimpa bangsa kita ini, mulai dari krisis moral, krisis ideologi, krisis ekonomi, dan lain sebagainya, marilah renungkan firman Allah berikut ini:
Artinya: “Dan sungguh kami uji kalian dengan sedikit rasa ketakutan, lapar, kekurangan harta benda, jiwa, buah buahan. Dan berilah kabar gembira orang orang yang sabar. Yaitu orang-orang yang ditimpa musibah, mereka mengatakan ‘Sesungguhnya kami milik Allah, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada-Nya. Mereka itulah orang yang akan mendapatkan rahmat dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang mendapatkan hidayah.” (QS Al-Baqarah: 155-157)
Kaum Muslimin Jamaah shalat Jum'at rokhiimakumullooh
Dari ayat tadi bisa kita telaah bahwa kehidupan manusia itu selalu berubah-ubah. Roda kehidupan selalu berputar, terkadang kita jumpai kemudahan dalam segala bidang, dan pada lain waktu, kita temukan kesulitan hidup. Di satu saat kita bisa bersedih, di saat lain kita bisa tiba-tiba menjadi gembira. Semua dinamika ini dinamakan sebagai ujian dari Allah subhânahu wa ta’âlâ agar iman kita bisa menjadi tebal, kedekatan kita kepada Allah akan selalu bertambah.
Dalam kitab matan al-Kharidah al-Bahiyyah, Syekh Ahmad Dardir mendendangkan sebuah syair:
Artinya: “Dan bersyukurlah atas nikmat-nikmat Allah, dan bersabarlah atas cobaan-cobaan-Nya.”
Qasidah ini menjelaskan tentang tugas kita, agar pandai-pandai bersyukur atas karunia Allah. Anugerah yang diberikan tidak membuat kita lena tentang bagaimana cara menggunakan nikmat tersebut secara baik dan benar. Begitu pula sebaliknya. Pada waktu kita dikasih cobaan oleh Allah, tugas kita adalah bersabar. Kita harus selalu ber-husnudhan kepada Allah. Kita perlu yakin, Allah akan memberikan kemudahan kepada kita, mungkin saja nanti atau di kemudian hari.
Allah berfirman:
Artinya: Sesungguhnya bersama kesulitan, ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan, ada kemudahan.” (QS As-Syarh: 5-6)
Di ayat ini, Allah mengulangi tentang kebersamaan antara kesulitan pasti akan ada kemudahan, itu pasti. Bahkan Allah mengulangi sampai dua kali. Kita tidak boleh meragukan firman Allah ini.
Dalam sebuah hadits qudsi, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas radliyallâhu anh, Allah berfirman:
Artinya: “Allah bersabda, Aku ciptakan kesulitan satu, tetapi di situ pula aku ciptakan dua kemudahan.”
Kaum Muslimin Jamaah shalat Jum'at rokhiimakumullooh
Sekarang ini, di antara kita mungkin sedang bertani, namun gagal panen. Atau panen sukses tapi harganya tidak sesuai harapan. Yang menjadi pelajar, nilai yang diperoleh kurang sesuai harapan. Yang kerja kantor, ada masalah di kantornya. Yang berdagang ditipu orang. Hal tersebut bisa saja menimpa kita. Di saat-saat demikian, kita tetap harus menata hati untuk memosisikan Allah pada dugaan yang selalu baik.
Kata Allah dalam hadits qudsi menyebutkan:
Artinya: “Aku itu berada pada posisi dugaan hamba-Ku kepada-KU.”
Maksudnya, jika kita meyakini Allah tidak akan bisa menyelesaikan masalah kita, masalah kita pun tidak akan kelar. Apabila kita yakin bahwa Allah bisa menyelesaikan urusan kita yang menurut ukuran kita itu sangat rumit, Allah pun akan menyelesaikan problem tersebut dengan skenarionya yang indah.
Maka yang patut kita panjatkan kepada Allah bukan kalimat “Ya Allah, masalahku sungguh besar.” Bukan. Namun, dengan kalimat “Masalah! Allah-ku maha paling besar.” Seberapa besar masalah kita, Allah lebih agung daripada masalah kita.
Kaum Muslimin Jamaah shalat Jum'at rokhiimakumullooh
Perihal kesulitan, dari Ibnu Mas’ud menyebutkan:
Artinya: “Demi Allah, seandainya kesulitan, keterpurukan, kegagalan itu berada dalam suatu lubang, pasti kemudahan akan mencarinya hingga bisa merangsek masuk. Dan kesulitan tidak akan bisa mengalahkan kemudahan. Dalam arti, kemudahan pasti akan menang.”
Kaum Muslimin Jamaah shalat Jum'at rokhiimakumullooh
Solusi terbaik menghadapi hidup adalah optimism.
Artinya: “Optimisme merupakan sumber keilmuan, apa saja.”
Mari kita bangun optimisme, sembari sambil membenahi kekurangan-kekurangan yang ada pada diri kita, kita evaluasi sikap kita, kinerja kita, dengan tetap mengutamakan doa, munajat kepada Allah subhânahu wa ta’âlâ yang rajin, shalat malam, supaya masalah kita diselesaikan oleh Allah dengan cara-Nya yang indah, insyaallah kita akan diberikan jalan keluar dari aneka krisis tersebut.
Rasulullah shallalâhu alaihi wa sallam bersabda :
Artinya: “Sebaik-baik ibadah adalah menanti kegembiraan.”
Yang dimaksud Rasulullah shallalâhu alaihi wa sallam kira-kira adalah optimisme menyambut datangnya kebahagiaan itu merupakan ibadah yang agung. Bagaimana kalau tidak agung apabila semua umat muslim di muka bumi ini berputus asa, tidak ada yang mau berusaha. Padahal putus asa merupakan suatu hal yang harus kita hindari. Lawan kata putus asa adalah optimisme, keyakinan yang tangguh.
Pesan Nabi Ya’qub kepada anak-anaknya yang disebutkan dalam al-Quran:
Artinya: “Janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang kafir.” (QS Yusuf: 87)
Dengan demikian, ada beberapa pelajaran yang perlu kita petik dari khutbah kali ini: Pertama, semua orang akan dipenuhi rasa jika tidak sedang bahagia, maka dia sedang berduka. Jika bahagia, sikapnya harus bersyukur, jika berduka harus bersabar.
Kedua, berdoa atau memohon kepada Allah dengan penuh optimisme itu sangat penting.
Artinya: Jika hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku sangat dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran. (QS Al-Baqarah: 186)
Dalam cerita Nabi Yunus saat dia ditelan oleh ikan, berkat doa yang ia panjatkan, Allah kemudian mengabulkan. Dzin Nun atau yang terkenal dengan nama Nabi Yunus pun akhirnya bisa keluar dari perut ikan. Sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Said bin Abi Waqash adalah:
Artinya: “Doa Nabi Yunus ketika berada di perut ikan yang besar adalah ‘Lâ ilâha illâ anta, subhânaka innî kuntu minadh dhâlimîn.’ Tidak ada seorang muslim satu pun yang berdoa memakai kalimat itu kecuali dikabulkan doanya.”
Ketiga, pentingnya berhusnudhan kepada Allah ta’âlâ. Berprasangka baik merupakan kunci kebahagiaan
Keempat, bagi orang yang sedang dirundung duka, penuh cobaan hidup, hendaknya memperbanyak doa:
Atau
Atau
Semoga kita tergolong orang-orang yang diberikan anugerah bisa mensyukuri aneka macam nikmat Allah. Andai saja kita diberi cobaan, semoga kita dianugerahi sabar dan optimisme serta pribadi yang selalu dekat kepada Allah baik dalam keadaan suka maupun duka.
Khutbah II
الحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ خَلَقَ الزّمَانَ وَفَضَّلَ بَعْضَهُ عَلَى بَعْضٍ فَخَصَّ بَعْضُ الشُّهُوْرِ وَالأَيَّامِ وَالَليَالِي بِمَزَايَا وَفَضَائِلِ يُعَظَّمُ فِيْهَا الأَجْرُ والحَسَنَاتُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى بِقَوْلِهِ وَفِعْلِهِ إِلَى الرَّشَادِ. اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ علَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمّدٍ وَعَلَى آلِه وأصْحَابِهِ هُدَاةِ الأَنَامِ في أَنْحَاءِ البِلاَدِ. أمَّا بعْدُ، فيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهَ تَعَالَى بِفِعْلِ الطَّاعَاتِ، فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Kaum Muslimin Jamaah shalat Jum'at rokhiimakumullooh
"Puji Syukur,,,, kita ucapkan Alkhamdulillahirobbil'alamiin "Bersholawatlah kita,,,,
Ucapkan,,, Alloohumma sholli'ala sayyidina Mukhammad Wa'ala ali sayyidina Mukhammad
Di hari yang mulia ini, pada hari Jum'at..! Yang dijuluki sebagai sayyidul ayyam (rajanya hari), marilah kita selalu bersyukur atas nikmat yang tak terhitung dari Allah.. yang telah dilimpahkan kepada kita...
terutama,,,,, nikmat iman dan kesehatan.
Melalui mimbar ini pula,,, kami mengajak dan berwasiat khususnyaa.. kepada diri sayaa pribadi,,,, selaku khotib.,dan umumnyaa.. kepada kaum muslimin jamaah sholat Jum'at yang di rokhmati Alloh Subkhanahu Wata 'ala. Marilah kita meningkatkan iman dan ketakwaan kita kepada Allah subhânahû wa ta’âlâ. Dengan senantiasa menjaga... Dan melaksanakan semua perintah-perintahNya dan pada saat yang sama pula kita tinggalkan semua larangan-larangan Allah dan Rasul-Nya.
Hanya dengan cara inilah,,, Insyaallah,,, Kita akan memperoleh ketenteraman dan kebahagiaan hidup, baik di dunia maupun di akhirat.
Tak Lupa.!. Rakhmat dan Salam.!. semoga senantiasa tercurah kepada Beliau Junjungan Alam Nabiyyana Wakhabibana Mukhammad Shollallohu 'alaihi Wasallam. Yang Kita Nanti-nantikan syafa'atnya,
Di Yaumul Qiyamat kelak.. Amiin Amiin Yaa Robbal 'alamiin.
Kaum Muslimin Jamaah shalat Jum'at rokhiimakumullooh
Pada suatu ketika nanti, manusia akan menghadapi suasana yang sangat mencekam dan menakuntukan. Di saat ituu,,,,! manusia dikumpulkan di padang mahsyar kelak pada hari kiamat. Jarak antara matahari dan manusia sangat dekat. Sehingga yang dirasakan adalah kepanasan yang luar biasa. Air keringat mereka bercucuran mengalir, tidak hanya membasahi sekujur tubuh, namun bisa sampai membanjiri tubuh masing-masing sesuai dengan amal masing-masing saat hidup di dunia. Ada yang membanjiri seseorang setinggi mata kaki. tapi tidak sedikit juga yang sampai menenggelamakaan mereka. Hal tersebut dikarenakan amal kejelekan yang dilakukan ketika hidup di dunia.
Pada situasi demikian, ada beberapa golongan yang memperoleh perlindungan dari Allah subhânahû wa ta’âlâ dari keadaan yang menakuntukan tersebut. Siapa mereka?
Tidak lain adalah mereka yang disabdakan oleh Rasulullah shallallâhu alaihi wa sallam:
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِيْ ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ اِلَّا ظِلُّهُ: اِمَامٌ عَادِلٌ، وَشَابٌّ نَشَأَ فِيْ عِبَادَةِ اللهِ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ بِالْمَسْجِدِ اِذَا خَرَجَ مِنْهُ حَتَى يَعُوْدَ، وَرَجُلَاِن تَحَابَّا فِي اللهِ اِجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَافْتَرَقَا عَلَيْهِ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ فِيْ خَلْوَةٍ فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ، وَرَجُلٌ دَعَتْهُ اِمْرَأَةٌ ذَات َمَنْصَبٍ وَجَمَالٍ اِلَى نَفْسِهَا فَقَالَ اِنِّي اَخَافُ اللهَ رَبَّ الْعَالَمِيْنَ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهَ مَا تُنْفِقُ يَمِيْنُهُ. (رواه الشيخان) ـ
Artinya: “Ada tujuh golongan yang Allah akan menaungi mereka di dalam naunganNya.. pada hari itu,,, tidak ada naungan... kecuali naungan Allah Subhânahû wa ta’âlâ, yaitu:
1. Pemimpin yang adil
2. Pemuda yang tumbuh dalam beribadah atau mengabdi kepada Allah.
3. Seseorang yang hatinya tergantung di dalam masjid ketika ia berada di luar masjid hingga ia kembali
lagi ke masjid.
4. Dua orang yang saling mencintai karena Allah. Berkumpul dan berpisah karena Allah.
5. Seseorang yang berdzikir atau ingat Allah dalam kesunyian lalu kedua matanya mengalirkan air mata.
6. Seorang laki-laki yang digoda oleh perempuan berkedudukan tinggi, berlimpah harta dan cantik jelita, lalu laki-laki itu menjawab, “Sesunguhnya aku takut kepada Allah.”.
7. Seseorang yang merahasiakan amalnya, sehingga seolah-olah tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya.
Kaum Muslimin Jamaah shalat Jum'at rokhiimakumullooh
Dengan keterbatasan waktu khutbah ini, kami tidak akan menguraikan satu persatu tentang tujuh golongan di atas. Kami hanya ingin sedikit fokus kepada golongan ketiga saja, yakni:
شَابٌّ نَشَأَ فِيْ عِبَادَةِ اللهِ
“Golongan pemuda yang hidupnya tumbuh dan berkembang untuk selalu beribadah, mengabdikan dirinya kepada Allah subhânahû wa ta’âlâ.”
Kaum Muslimin Jamaah shalat Jum'at rokhiimakumullooh
Di hari kiamat kelak, Allah akan memberikan apresiasi yang besar kepada para pemuda yang tekun beribadah. Kenapa? Karena banyak pemuda biasanya memang selalu cenderung rawan menjauh dari hal-hal positif yang bersifat mengabdi atau beribadah kepada Allah subhânahû wa ta’âlâ. Tidak sedikit daori mereka mengabdi atau mengikuti kesenangan hawa nafsunya sendiri.
Kaum Muslimin Jamaah shalat Jum'at rokhiimakumullooh
Menjadi pemuda rajin beribadah yang kelak akan memperoleh naungan dari Allah subhânahû wa ta’âlâ tentu tidak mudah. Perlu tekad yang kuat dan didasari dengan keimanan yang kokoh kepada Allah subhânahû wa ta’âlâ. Sehingga beribadahnya menjadi lifestyle atau hobi, yaitu kesenangan yang pada gilirannya merasa menjadi kebutuhan.
Jika seorang hamba dalam pengabdiannya kepada Allah merasa sebagai kebutuhan, maka kebutuhan hidupnya di dunia akan dipenuhi oleh Allah 'azza wa jalla.
Sebagaimana Allah telah berfirman:
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللهِ رِزْقُهَا
Artinya: “Dan tidaklah ada makhluk yang melata di atas bumi ini kecuali Allah yang menanggung rezekinya.”
Kaum Muslimin Jamaah shalat Jum'at rokhiimakumullooh
Pemuda yang hidupnya tumbuh untuk beribadah sekaligus juga mempunyai kewajiban menjadi pemuda yang berakhlak mulia, rendah hati, tidak sombong, sabar, tidak mudah tersulut kemarahannya, jujur, tidak suka bohong, bisa dipercaya, rajin ibadah, tidak menjadi pemuda yang pemalas, suka menolong, peduli pada lingkungannya, dermawan, tidak pendendam, menghormati dan menghargai orang lain, tidak suka menghina serta sikap-sikap terpuji lainnya.
Dengan demikian, jika ada pemuda ahli ibadah dan kehidupan kesehariannya baik, Allah akan memberikan apresiasi yang sebesar-besarnya. Ketika ia mati, kelak pada saat orang sedunia dikumpulkan menjadi satu dari generasi Nabi Adam hingga orang yang lahir besok saat mendekati kiamat, semua berkumpul dalam hiruk-pikuk yang agung. Pada saat tidak ada naungan sama sekali. Semua merasakan panas yang sangat terik. Pemuda yang ahli ibadah tadi mempunyai prioritas dari Allah. Ia akan mendapatkan naungan, sehingga ia tidak kepanasan. Pemuda itu adalah pemuda yang rajin beribadah dan sudah barang tentu sikap dan perilakunya baik terhadap sesama.
Mudah-mudahan Allah subhânahû wa ta’âlâ senantiasa membimbing kita termasuk didalam tujuh golongan tadi, yang kelak kita akan mendapatkan naungan dan perlindungan Allah di padang mahsyar kelak. Semoga Allah menjauhkan lingkungan kita dari pemuda yang suka mabuk-mabukan, suka berjudi, mencuri, berpacaran membawa wanita bukan mahramnya ke sana-ke mari, semoga Allah menjauhkan mental remaja kita yang bobrok, semoga diselamatkan mereka, dientaskan menjadi remaja yang dekat kepada Allah, dekat kepada masjid, takwa kepada Allah subhânahû wa ta’âlâ, amin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ العَظِيْمِ، وَجَعَلَنِي وَإِيَّاكُمْ بِماَ فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. إِنَّهُ هُوَ الْبَرُّ التَّوَّابُ الرَّؤُوْفُ الرَّحِيْمِ. أعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشيطن الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ، هُوَ الْحَيُّ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ فَادْعُوهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ، الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِيْنَ
Khutbah II
الحمد للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَ اللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
Khutbah Jumat: Membangun Optimisme Menjalani Hidup
Khutbah I
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَمَرَناَ أَنْ نُصْلِحَ مَعِيْشَتَنَا لِنَيْلِ الرِّضَا وَالسَّعَادَةِ، وَنَقُوْمَ بِالْوَاجِبَاتِ فِيْ عِبَادَتِهِ وَتَقْوَاهْ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ مَنْ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمّا بَعْدُ
فَيَا عِبَادَ الله، اُوْصِيْنِي نَفْسِي بِتَقْوَى الله، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. يَا أَيُّهَا الّذين آمنوا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Kaum Muslimin Jamaah shalat Jum'at rokhiimakumullooh
Kami berwasiat kepada pribadi kami sendiri, juga kepada para hadirin sekalian, marilah kita tingkatkan takwa kita kepada Allah subhânahu wa ta’âlâ dengan selalu menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya.
Di tengah krisis multidimensi yang menimpa bangsa kita ini, mulai dari krisis moral, krisis ideologi, krisis ekonomi, dan lain sebagainya, marilah renungkan firman Allah berikut ini:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ، الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ، أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ
Artinya: “Dan sungguh kami uji kalian dengan sedikit rasa ketakutan, lapar, kekurangan harta benda, jiwa, buah buahan. Dan berilah kabar gembira orang orang yang sabar. Yaitu orang-orang yang ditimpa musibah, mereka mengatakan ‘Sesungguhnya kami milik Allah, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada-Nya. Mereka itulah orang yang akan mendapatkan rahmat dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang mendapatkan hidayah.” (QS Al-Baqarah: 155-157)
Kaum Muslimin Jamaah shalat Jum'at rokhiimakumullooh
Dari ayat tadi bisa kita telaah bahwa kehidupan manusia itu selalu berubah-ubah. Roda kehidupan selalu berputar, terkadang kita jumpai kemudahan dalam segala bidang, dan pada lain waktu, kita temukan kesulitan hidup. Di satu saat kita bisa bersedih, di saat lain kita bisa tiba-tiba menjadi gembira. Semua dinamika ini dinamakan sebagai ujian dari Allah subhânahu wa ta’âlâ agar iman kita bisa menjadi tebal, kedekatan kita kepada Allah akan selalu bertambah.
Dalam kitab matan al-Kharidah al-Bahiyyah, Syekh Ahmad Dardir mendendangkan sebuah syair:
وَكُنْ عَلَى آلَائِهِ شَكُوْرًا، وَكُنْ عَلَى بَلاَئِهِ صَبُوْرًا
Artinya: “Dan bersyukurlah atas nikmat-nikmat Allah, dan bersabarlah atas cobaan-cobaan-Nya.”
Qasidah ini menjelaskan tentang tugas kita, agar pandai-pandai bersyukur atas karunia Allah. Anugerah yang diberikan tidak membuat kita lena tentang bagaimana cara menggunakan nikmat tersebut secara baik dan benar. Begitu pula sebaliknya. Pada waktu kita dikasih cobaan oleh Allah, tugas kita adalah bersabar. Kita harus selalu ber-husnudhan kepada Allah. Kita perlu yakin, Allah akan memberikan kemudahan kepada kita, mungkin saja nanti atau di kemudian hari.
Allah berfirman:
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا ، إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
Artinya: Sesungguhnya bersama kesulitan, ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan, ada kemudahan.” (QS As-Syarh: 5-6)
Di ayat ini, Allah mengulangi tentang kebersamaan antara kesulitan pasti akan ada kemudahan, itu pasti. Bahkan Allah mengulangi sampai dua kali. Kita tidak boleh meragukan firman Allah ini.
Dalam sebuah hadits qudsi, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas radliyallâhu anh, Allah berfirman:
خَلَقْتُ عُسْرًا وَاحِدًا وَخَلَقْتُ سَيْرَيْنِ
Artinya: “Allah bersabda, Aku ciptakan kesulitan satu, tetapi di situ pula aku ciptakan dua kemudahan.”
Kaum Muslimin Jamaah shalat Jum'at rokhiimakumullooh
Sekarang ini, di antara kita mungkin sedang bertani, namun gagal panen. Atau panen sukses tapi harganya tidak sesuai harapan. Yang menjadi pelajar, nilai yang diperoleh kurang sesuai harapan. Yang kerja kantor, ada masalah di kantornya. Yang berdagang ditipu orang. Hal tersebut bisa saja menimpa kita. Di saat-saat demikian, kita tetap harus menata hati untuk memosisikan Allah pada dugaan yang selalu baik.
Kata Allah dalam hadits qudsi menyebutkan:
أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِيْ بِيْ
Artinya: “Aku itu berada pada posisi dugaan hamba-Ku kepada-KU.”
Maksudnya, jika kita meyakini Allah tidak akan bisa menyelesaikan masalah kita, masalah kita pun tidak akan kelar. Apabila kita yakin bahwa Allah bisa menyelesaikan urusan kita yang menurut ukuran kita itu sangat rumit, Allah pun akan menyelesaikan problem tersebut dengan skenarionya yang indah.
Maka yang patut kita panjatkan kepada Allah bukan kalimat “Ya Allah, masalahku sungguh besar.” Bukan. Namun, dengan kalimat “Masalah! Allah-ku maha paling besar.” Seberapa besar masalah kita, Allah lebih agung daripada masalah kita.
Kaum Muslimin Jamaah shalat Jum'at rokhiimakumullooh
Perihal kesulitan, dari Ibnu Mas’ud menyebutkan:
وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ لَوْ كَانَ الْعُسْرُ فِيْ حُجْرٍ لَطَلَبَهُ الْيُسْرُ حَتَى يَدْخُلَ عَلَيْهِ وَلَنْ يَغْلِبَ عُسْرٌ يُسْرًا
Artinya: “Demi Allah, seandainya kesulitan, keterpurukan, kegagalan itu berada dalam suatu lubang, pasti kemudahan akan mencarinya hingga bisa merangsek masuk. Dan kesulitan tidak akan bisa mengalahkan kemudahan. Dalam arti, kemudahan pasti akan menang.”
Kaum Muslimin Jamaah shalat Jum'at rokhiimakumullooh
Solusi terbaik menghadapi hidup adalah optimism.
اَلْيَقِيْنُ اَلْعِلْمُ كُلُّهْ
Artinya: “Optimisme merupakan sumber keilmuan, apa saja.”
Mari kita bangun optimisme, sembari sambil membenahi kekurangan-kekurangan yang ada pada diri kita, kita evaluasi sikap kita, kinerja kita, dengan tetap mengutamakan doa, munajat kepada Allah subhânahu wa ta’âlâ yang rajin, shalat malam, supaya masalah kita diselesaikan oleh Allah dengan cara-Nya yang indah, insyaallah kita akan diberikan jalan keluar dari aneka krisis tersebut.
Rasulullah shallalâhu alaihi wa sallam bersabda :
أَفْضَلُ الْعِبَادَةِ إِنْتِظَارُ الْفَرَجِ
Artinya: “Sebaik-baik ibadah adalah menanti kegembiraan.”
Yang dimaksud Rasulullah shallalâhu alaihi wa sallam kira-kira adalah optimisme menyambut datangnya kebahagiaan itu merupakan ibadah yang agung. Bagaimana kalau tidak agung apabila semua umat muslim di muka bumi ini berputus asa, tidak ada yang mau berusaha. Padahal putus asa merupakan suatu hal yang harus kita hindari. Lawan kata putus asa adalah optimisme, keyakinan yang tangguh.
Pesan Nabi Ya’qub kepada anak-anaknya yang disebutkan dalam al-Quran:
وَلَا تَيْأَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِنَّهُ لَا يَيْأَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ
Artinya: “Janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang kafir.” (QS Yusuf: 87)
Dengan demikian, ada beberapa pelajaran yang perlu kita petik dari khutbah kali ini: Pertama, semua orang akan dipenuhi rasa jika tidak sedang bahagia, maka dia sedang berduka. Jika bahagia, sikapnya harus bersyukur, jika berduka harus bersabar.
Kedua, berdoa atau memohon kepada Allah dengan penuh optimisme itu sangat penting.
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
Artinya: Jika hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku sangat dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran. (QS Al-Baqarah: 186)
Dalam cerita Nabi Yunus saat dia ditelan oleh ikan, berkat doa yang ia panjatkan, Allah kemudian mengabulkan. Dzin Nun atau yang terkenal dengan nama Nabi Yunus pun akhirnya bisa keluar dari perut ikan. Sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Said bin Abi Waqash adalah:
دَعْوَةُ ذِي النُّوْنِ إِذَا دَعَا رَبَّهُ وَهُوَ فِيْ بَطْنِ الْحُوْتِ: لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَك َإِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ. لَمْ يَدْعُ بِهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ فِيْ شَىْءٍ قَطُّ إِلاَّ اسْتُجِيْبَ لَهُ
Artinya: “Doa Nabi Yunus ketika berada di perut ikan yang besar adalah ‘Lâ ilâha illâ anta, subhânaka innî kuntu minadh dhâlimîn.’ Tidak ada seorang muslim satu pun yang berdoa memakai kalimat itu kecuali dikabulkan doanya.”
Ketiga, pentingnya berhusnudhan kepada Allah ta’âlâ. Berprasangka baik merupakan kunci kebahagiaan
Keempat, bagi orang yang sedang dirundung duka, penuh cobaan hidup, hendaknya memperbanyak doa:
لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَك َإِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ
لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ العَظِيْمُ الحَلِيْمُ
لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ رَبُّ العَرْشِ العَظِيْمُ
لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ رَبُّ السَّمَوَاتِ وَرَبُّ الْأَرْضِ رَبُّ العَرْشِ العَظِيْمُ
Atau
يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ
Atau
الله الله رَبِّي لَا أُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا
Semoga kita tergolong orang-orang yang diberikan anugerah bisa mensyukuri aneka macam nikmat Allah. Andai saja kita diberi cobaan, semoga kita dianugerahi sabar dan optimisme serta pribadi yang selalu dekat kepada Allah baik dalam keadaan suka maupun duka.
بارك الله لى ولكم فى القرأن العظيم، وجعلني واياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم. إنه هو البر التواب الرؤوف الرحيم. أعوذ بالله من الشيطن الرجيم، بسم الله الرحمن الرحيم، وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3) ـ
وقل رب اغفر وارحم وأنت ارحم الراحمين
Khutbah II